Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Antara Loyalitas Keilmuan dan Loyalitas Lembaga, Model Kerja Dokter di AS

Kompas.com - 05/08/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI Amerika Serikat (AS) ada dua organisasi profesi kedokteran yang cukup besar dan memiliki sejarah yang panjang. Pertama, American Medical Association (AMA) yang merupakan organisasi pertama dan tertua. Berdiri tahun 1847 di Illinois . Anggotanya pada tahun 2016 tercatat sekitar 240.000 orang.

Kedua, American Association of Phusician and Surgeon ( AAPS ). Didirikan tahun 1943, jauh lebih muda dari AMA. Organisasi merupakan organisasi yang mengutamakan kemandirian. Banyak didukung oleh anggota Partai Republik, termasuk mantan Presiden Ronald Reagan.

Kedua organisasi itu bersaing untuk menarik hati para dokter. Kedua organisasi memiliki pendekatan keorganisasian yang berbeda, khususnya dalam hal pengembangan dan aplikasi keilmuan.

Baca juga: Dokter Operasi Sambil Buat Konten TikTok Dilaporkan Ratusan Pasien karena Malapraktik

AMA cenderung bersikap birokratis. Banyak mengeluarkan panduan terapi medis. Hal ini berfungsi untuk membantu para dokter bertindak cepat dalam menghadapi pasen. Panduan ini juga bertindak sebagai pelindung jika terjadi masalah akibat penanganan pasen. Atau biasa kita sebut malapraktik. Salah satu tokoh pengurusnya yang terkenal adalah Dr. Anthony Fauci, penasehat kesehatan Gedung Putih.

AAPS sebaliknya, bersifat antibirokratis. Lebih sedikit mengeluarkan panduan. Namun AAPS berani bertindak berbeda dengan panduan. Yang terpenting bagi AAPS adalah seorang dokter bertindak sesuai dengan standar keilmuan.

Bahkan dalam salah satu rilis pernyataan yang dimuat dalam The Washington Post tahun 2017, Jane Orient yang menjabat sebagai President of AAPS, menyebutkan bahwa seorang dokter seharusnya memiliki kemandirian dalam mengobati pasiennya. Pemerintah tidak seharusnya banyak mengatur tentang pelayanan. Penerapan standar pelayanan tidak mengacu pada batasan yang ditetapkan oleh asuransi kesehatan, tetapi murni berdasarkan biaya keekonomian dan standar ilmu kedokteran.

Punya kelebihan dan kekurangan

Kedua pendekatan keilmuan ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Pendekatan AMA lebih mudah diterapkan. Para dokter tidak terlalu dituntut penalaran atas berbagai kasus. Yang terpenting adalah mengikuti panduan yang telah ditetapkan kolegium masing-masing.

Sayangnya pendekatan ini kadang seringkali membuat para dokter kebingungan. Banyak sekali kasus di lapangan yang berbeda dengan apa yang disampaikan dalam panduan, sehingga para dokter tidak tahu harus berbuat apa saat menghadapi kasus yang berbeda. Akhirnya langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

Pendekatan AMA juga lebih memberikan perlindungan secara hukum kepada para dokter. Selama mereka bertindak sesuai panduan, walaupun pasien mengalami kerugian berupa cacat atau bahkan meninggal. Mereka tidak dapat dituntut secara hukum karena telah bertindak sesuai panduan kolegium.

Baca juga: Istri Lumpuh dan Bayi Meninggal, Pria Ini Laporkan RS di Semarang Atas Dugaan Malapraktik

Pada pendekatan AAPS, seorang dokter dituntut untuk bertindak atas dasar keilmuan. Selama tindakannya mengikuti standar keilmuan yang diakui maka dokter tersebut dianggap telah bertindak benar. Sebaliknya jika dokter tersebut bertindak di luar standar keilmuan yang dimiliki akan dianggap salah, walaupun tindakannya telah mengacu kepada salah satu panduan.

Para pendiri AAPS berargumen bahwa pada dasarnya kita tidak pernah mengetahui apa yang tengah diderita seorang pasien.  Sehingga yang terpenting baginya adalah memahami situasi yang tengah dihadapi. Meskipun bisa jadi seorang dokter tidak tahu nama penyakit dari pasen yang tengah ditanganinya.

Pendekatan ini memang cenderung tidak praktis. Seorang dokter dituntut untuk benar-benar menguasai pengetahuan tentang situasi yang dihadapi. Dengan sikap seperti ini setiap dokter akan mampu berimprovisasi saat menghadapi situasi yang belum pernah dihadapinya.

Pendekatan ini sangat bermanfaat untuk pengembangan ilmu kedokteran. Sayangnya karena dituntut penguasaan yang tinggi atas materi ilmu kedokteran, anggota AAPS tidak terlalu banyak. Kebanyakan yang jadi anggotanya justru dokter-dokter dengan idealisme tinggi tentang standar ilmu kedokteran.

Namun meskipun, tidak mengeluarkan berbagai panduan klinis, AAPS tetap memiliki tim advokasi anggota. Hal ini terbukti dari keberhasilan tim pengacaranya dalam membela anggotanya dalam berbagai tuntutan hukum. Para pengacara AAPS berhasil mementahkan berbagai tuntutan malapraktik pada anggota. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan bukti saintifik dari setiap tindakan yang telah dilakukan.

Berbeda dengan anggota AMA yang jauh lebih banyak. Mereka hanya dituntut untuk menjalankan panduan organisasi pada praktik klinik. Tidak terlalu banyak dituntut penguasaan situasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com