KOMPAS.com - Tanpa disadari, suara-suara keras yang biasa kita dengar ternyata termasuk polusi suara.
Jangan dianggap remeh. Polusi suara berefek pada kesehatan, termasuk peningkatan stres, gangguan tidur, atau kerusakan pendengaran.
Dilansir dari Medical News Today, (21/12/2020), polusi suara adalah penyebaran suara yang tidak diinginkan ke lingkungan.
Kebisingan hampir selalu ada di sekitar kita, baik secara alami maupun dari aktivitas manusia, seperti lalu lintas kendaraan.
Namun, penumpukan kebisingan dapat memiliki dampak signifikan pada kesejahteraan manusia dan hewan.
Baca juga: Polusi Suara dan Bahayanya
Ada beberapa contoh sumber polusi suara, yakni:
Pencemaran terjadi ketika suatu bahan pencemar masuk ke lingkungan sehingga menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Ada beberapa jenis pencemaran, antara lain:
Baca juga: Mengapa Polusi Suara Berbahaya bagi Manusia dan Hewan?
Suara yang tidak diinginkan dapat memiliki berbagai efek kesehatan mental.
Otak selalu memantau suara untuk tanda-tanda bahaya, bahkan saat tidur. Akibatnya, suara yang sering atau keras dapat memicu kecemasan atau stres.
Dengan terus terpapar polusi suara, kepekaan seseorang terhadap stres meningkat.
Orang yang hidup dengan polusi suara mungkin merasa mudah tersinggung, gelisah, frustrasi, atau marah.
Jika seseorang merasa tidak dapat mengontrol jumlah kebisingan di lingkungan mereka, dampaknya terhadap kesehatan mental juga akan meningkat.
Kebisingan lingkungan juga merupakan penyebab umum gangguan tidur. Seseorang mungkin mengalami:
Suara juga dapat mengurangi kedalaman dan kualitas tidur, mengubah jumlah gerakan mata cepat tidur.
Hal ini dapat memengaruhi suasana hati dan kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi.