Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Tiga Film Pertempuran Midway

Kompas.com - 21/05/2022, 05:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERTEMPURAN Midway merupakan satu di antara pertempuran terpenting di dalam kecamuk Perang Dunia II, khususnya di kawasan Pasifik sehingga tidak kurang dari tiga kali diangkat ke layar lebar oleh para tokoh senias.

Yang pertama kali adalah sutradara legendaris merangkap perwira Angkatan Laut Amerika Serikat, John Ford pada tahun 1942 menggarap film dokumenter dengan judul “The Battle of Midway” sebagai pelampiasan dendam kesumat angkatan bersenjata Amerika serikat terhadap serangan curang Jepang yang memporak porandakan Pearl Harbour.

The Battle of Midway memperoleh anugerah Oscar sebagai film dokumenter terbaik 34 tahun kemudian pada tahun 1976.

Sutradara Jack Smight, produsen The Mirisch Corporation melibatkan laskar mahabintang mulai dari Charlton Heston, Robert Mitchum, Henry Fonda, Glenn Ford, Cliff Robertson, Tom Seeleck sampai Toshiro Mifune menampilkan film ke dua tentang pertempuran Midway sebagai versi lebih berbumbu dramatisasi fiktif ketimbang film dokumenter John Ford.

43 tahun kemudian menjelang masa awal pagebluk Corona pada akhir 2019 sutradara kelahiran Stuttgart, Jerman Ronald Emmerich menggarap mahakarya film ke tiga tentang pertempuran Midway dengan judul Midway.

Film Midway berlatar kemelut pertempuran di kawasan kepulauan Midway melibatkan angkatan laut dan udara Amerika Serikat melawan Jepang menjadi dahsyat berkat sinematografi dengan teknologi audio visual mutakhir nan menggelegar mahakarya Robby Baumgartner.

Film yang dibintangi Woody Harrelson sebagai admiral Chester W. Nimitz dan Etsushi Toyokawa sebagai admiral Isoroku Yamamoto ini lebih akurat secara historis ketimbang Midway 1976.

Wajar bahwa tiga film tentang pertempuran Midway produksi Amerika Serikat memang bertabur gelora semangat memuja-muji kejayaan militer Amerika Serikat.

Namun ada rasa getir menyelinap di lubuk sanubari ketika menonton tiga film perang tersebut.

Tiga film tersebut tidak menghiraukan amanat penderitaan rakyat tak berdosa yang terpaksa jatuh sebagai korban Perang Dunia II.

Juga mereka yang jatuh menjadi korban di medan perang senantiasa terbatas hanya para serdadu belaka.

Para jenderal, presiden dan kaisar yang memaksa para serdadu terjun ke medan perang atas nama bangsa dan negara pada lazimnya selamat sebab aman dari desingan peluru tajam serta ledakan bom atau torpedo berdampak fatal.

Dua perang dunia di abad XX beda dari Bharatayudha sebab Kurawa dan Pandawa ikut terjun langsung ke medan perang di padang Kurusetra sehingga seluruh Kurawa beserta Bisma Dewabrata, Karna, Dorna, Sengkuni ikut perlaya bersama Gatotkaca, Abimanyu, Wirawan.

Mungkin Vladimir Putin begitu gemar perang sehingga tega menyerang Ukraina akibat gemar menonton film perang. Mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com