Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Terawan, Dokter Militer yang Pernah Jadi Menkes dan Kini Direkomendasikan Diberhentikan dari IDI

Kompas.com - 26/03/2022, 18:20 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mantan Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, SpRad(K), mendapat rekomendasi diberhentikan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Keputusan ini merupakan rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI yang dibacakan dalam Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh, Jumat (25/3/2022).

Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman mengatakan rekomendasi pemberhentian Terawan dari keanggotaan IDI merupakan hasil evaluasi kinerja pengurus sebelumnya.

"Rekomendasi pemberhentian dokter Terawan itu bukan produk baru saat muktamar di Aceh, tapi sudah sama itu dibahas pada saat muktamar lalu," kata Safrizal saat dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon, Sabtu (26/03/2022).

Menurut Safrizal, rekomendasi pemberhentian Terawan merupakan hasil rekomendasi pada saat muktamar di Samarinda pada tiga tahun lalu, namun pengurus PB IDI sebelumnya tidak mengeksekusi hasil rekomendasi tersebut. 

Saat dikonfirmasi perihal alasan rekomendasi ini, Safrizal tidak memberikan penjelasan dan mengarahkan untuk konfirmasi kepada Ketua Umum PB IDI.

Lantas, bagaimana rekam jejak Terawan?

Baca juga: Beredar Video Pembacaan Rekomendasi Pemberhentian Terawan dari Keanggotan IDI, Ini Kata IDI Aceh

Rekam jejak Terawan

Nama Terawan bukan sosok asing di telinga masyarakat Indonesia.

Pasalnya, ia pernah diangkat menjadi Menteri Kesehatan (Menkes) Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin pada 23 Oktober 2019 hingga reshuffle kabinet pada 23 Desember 2020.

Dilansir dari Kompas.com (23/10/2019), Terawan menjadi dokter militer pertama yang diangkat menjadi Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Suwardjono Surjaningrat di tahun 1978-1988.

Pria kelahiran 5 Agustus 1964 ini lulus dan mendapat gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada di usia 26 tahun.

Selanjutnya, ia bergabung dengan TNI AD dan ditugaskan ke beberapa wilayah Tanah Air seperti Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana kesehatan militer.

Ia pun melanjutkan pendidikan spesialis di Departemen Spesialis Radiologi Universitas Airlangga dan mengambil program doktor di Universitas Hasanuddin pada 2016.

Baca juga: Terawan Raih Gelar Profesor Kehormatan Kedokteran Militer Universitas Pertahanan

Terapi “cuci otak” pasien stroke

Sebelum menjadi menteri, pria ini menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto sejak 2015. Di sini, Terawan memiliki banyak pasien "cuci otak".

Terapi cuci otak atau brain wash yang digagas Terawan sempat menggemparkan masyarakat di April 2018.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com