PERPINDAHAN ibu kota negara telah terjadi di banyak negara. Kali ini terjadi di Indonesia dalam era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Presiden Soeharto pernah merencanakan kepindahan ibu kota dari Jakarta ke Jonggol, namun kandas setelah Presiden Soeharto turun tahta.
Rencana pemindahan ibu kota negara Indonesia baru benar-benar direalisasikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rencana tersebut telah disetujui DPR, bahkan telah tertutang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (UU IKN).
Kini, sejumlah peraturan pemerintah telah diterbitkan. Sejarah dunia menunjukkan pemindahan ibu kota negara telah terjadi di banyak negara.
Di China, ibu kota berpindah dari Nanjing ke Beijing. Nanjing dan Beijing dalam bahasa Tionghoa, yakni Nan = Selatan, sedangkan Bei = Utara.
Lalu Jing = ibu kota suatu negara. Jadi di China terjadi perpindahan dari Selatan ke Utara.
Peradaban Tiongkok berdasarkan sejarah dinasti pertama Xia pada masa Raja Fu Xi (kurang lebih 2500 tahun sebelum Masehi) dimulai dari konsep Yin dan Yang.
Yin berarti Gelap, dan Yang adalah Terang.
Dalam buku Yi Jing Za Shuo yang ditulis Nan Huaijing, Yin Yang adalah siklus alam dari siang ke malam dalam sehari dan siklus musim dalam setahun.
Konsep Yin Yang (liang yi) dikembangkan menjadi 4 bentuk (si xiang) kemudian 8 trigram (ba gua) dan 64 heksagram (liu shi si gua).
Pada 8 trigram tersebut Yin adalah arah Utara dan Yang adalah Selatan.
Dalam buku itu, Nan Huaijing jug menulis tentang konsep Yin Yang sebagai Langit di Selatan dan Bumi di Utara (tian nan di bei). Dengan kata lain, Kaisar duduk di utara menghadap selatan.
Susunan trigram ini disebut sebagai 8 Trigram awal/kuno di mana bulan ditempatkan di barat dan matahari ditempatkan di timur.
Hal ini untuk merefleksikan bahwa bulan sebagai simbol awal dari gelap atau malam adalah saat matahari terbenam. Sedangkan timur sebagai simbol awal dari terang di mana matahari mulai terbit.