Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Tes PCR untuk Semua Moda Transportasi, Ini Saran Epidemiolog

Kompas.com - 28/10/2021, 12:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah mewacanakan pemberlakukan kewajiban tes polymerase chain reaction (PCR) untuk semua penumpang moda transportasi.

Sejauh ini, hanya pelaku perjalanan udara yang diwajibkan membawa hasil negatif tes PCR.

Rencana tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (25/10/2021).

"Secara bertahap penggunaan tes PCR akan juga diterapkan pada transportasi lainnya selama dalam mengantisipasi periode Nataru," kata Luhut.

Baca juga: Rincian Tarif Terbaru Tes PCR dan Antigen

Efektifkah kebijakan ini untuk menekan mobilitas pada libur Natal dan Tahun Baru?

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, penggunaan tes PCR dalam konteks strategis kesehatan masyarakat (public health) kurang tepat.

Menurut dia, tes PCR idealnya digunakan untuk diagnostik atau mengonfirmasi kasus Covid-19.

"Bukan masalah efiktivitasnya, tapi secara cost effective dan kontinyuitas strategi tes bukan pilihan terbaik untuk saat ini," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/10/2021).

Jika dipaksakan, lanjut Dicky, penggunaan tes PCR pada semua moda transportasi itu justru akan memberatkan publik sehingga menimbulkan masalah baru.

Dicky mengatakan, tidak semua masyarakat mampu membayar harga tes PCR, meski sudah diturunkan.

Kini, pemerintah menetapkan tarif tes PCR di Pulau Jawa-Bali maksimal Rp 275.000 dan di daerah lain Rp 300.000.

"Artinya, pilihlah strategi testing untuk kesehatan masyarakat. Selain efektif, juga cost effective dalam konteks indonesia," jelas dia.

Baca juga: Lakukan Ini jika Ada yang Pasang Tarif Tes PCR di Atas Rp 275.000 atau Rp 300.000

"Posisi PCR tetap ada sebagai konfirmasi terhadap diagnostik, karena kita bukan negara yang memiliki resourcing yang banyak untuk itu," kata Dicky.

Sarankan antigen

Oleh karena itu, Dicky merekomendasikan penggunaan rapid test antigen karena memiliki efektivitas hingga 97 persen.

Ia mengatakan, testing dengan tujuan kesehatan masyarakat berarti memastikan orang yang membawa Covid-19 bisa terdeteksi dengan cepat agar tidak menularkan ke orang lain.

"Nah tujuan seperti ini untuk strategi public health, rapid test antigen sudah bisa. Itu sudah 97 persen efektivitasnya," ujar Dicky.

Selain lebih terjangkau, penggunaan tes antigen juga lebih cepat mendeteksi Covid-19 sehingga bisa segera dilakukan tindakan selanjutnya.

Baca juga: Ketika Harga PCR Lebih Mahal dari Harga Tiket Pesawat

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tarif Rapid Tes Antigen Turun Harga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com