Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

No Bra Day 13 Oktober, Kenali Faktor Risiko Kanker Payudara

Kompas.com - 13/10/2021, 20:10 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanggal 13 Oktober diperingati setiap tahun sebagai Hari Tanpa Bra atau No Bra Day.

No Bra Day bukan gerakan vulgar, namun merupakan sebuah kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker payudara yang dapat menyerang laki-laki dan perempuan.

Hari Tanpa Bra yang diperingati pada Bulan Peduli Kanker ini juga mengingatkan masyarakat bahwa kanker payudara adalah penyakit yang berpotensi fatal, tetapi juga salah satu bentuk kanker yang paling dapat dicegah.

Berdasarkan data Globocan 2020, kasus kanker payudara terus meningkat di Indonesia dengan kejadian pada 2020 sebanyak 65.858 kasus baru dan 22.430 meninggal dunia akibat kanker payudara.

Baca juga: [HOAKS] Makan Petai Dapat Menyembuhkan Sakit Pinggang, Kaki, dan Kanker

Lantas, apa saja yang menjadi faktor risiko kanker payudara dan seperti apa gejalanya?

Faktor risiko kanker payudara

Mengutip Kompas.com, 20 Juli 2021, faktor risiko terpapar kanker payudara adalah sebagai berikut:

  • Wanita di atas usia 40 tahun
  • Riwayat keluarga
  • Riwayat kanker sebelumnya, meski bukan kanker payudara
  • Faktor genetik berupa mutasi gen BRCA 1/BRCA 2
  • Riwayat menstruasi dini sebelum usia 12 tahun
  • Menopause lambat seletah usia 55 tahun
  • Riwayat produksi tidak memiliki anak
  • Riwayat produksi tidak menyusui
  • Faktor hormonal
  • Konsumsi alkohol
  • Riwayat radiasi dinding dada
  • Faktor lingkungan

Baca juga: Berkaca dari Kasus Kak Seto, Berikut Gejala, Penyebab, hingga Pencegahan Kanker Prostat

Gejala kanker payudara

Hari Tanpa Bra dikampanyekan sebagai ajakan bagi perempuan untuk melakukan pemeriksaan dini demi mencegah kanker payudara dan mendidik perempuan tentang pilihan untuk menjalani masektomi atau pengangkatan payudara.SHUTTERSTOCK/9NONG Hari Tanpa Bra dikampanyekan sebagai ajakan bagi perempuan untuk melakukan pemeriksaan dini demi mencegah kanker payudara dan mendidik perempuan tentang pilihan untuk menjalani masektomi atau pengangkatan payudara.

Adapun gejala yang menjadi pertanda kanker payudara yaitu:

  • Keluar cairan atau darah dari puting
  • Pembengkakan seluruh atau sebagian payudara
  • Nyeri pada payudara
  • Iritasi atau kerutan seperti jeruk pada kulit payudara
  • Teraba benjolan di payudara
  • Teraba benjolan atau bengkak pada ketiak

Baca juga: Hari Kanker Sedunia dan Sejarah Peringatannya

Deteksi dini kanker payudara

Dalam diskusi daring bertajuk Ragam Terapi Kanker Payudara, 12 Juli 2021, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Aru Sudoyo mengatakan, penting sekali bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker payudara ini.

"Penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, sebab 70 persen pasien ditemukan pada stadium lanjut, padahal jika ditemukan pada stadium awal, kesempatan penyembuhan menjadi lebih besar," kata Aru, seperti diberitakan Kompas.com, 20 Juli 2021.

Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri atau dikenal dengan singkatan SADARI.

Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap bulan, atau bisa 7-10 setelah hari pertama menstruasi.

Baca juga: Mengenal Kanker Langka Angiosarkoma, dari Penyebab hingga Gejalanya...

Langkah melakukan SADARI

1. Amati dengan cermin

Langkah pertama, berdiri di depan cermin dan angkat tangan.

Saat melakukan langkah ini, pastikan bahu lurus sejajar. Setelah itu, letakkan tangan pada pinggang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com