Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Belasungkawa atas Wafatnya 41 Warga Lapas Tangerang

Kompas.com - 09/09/2021, 11:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TERBERITAKAN bahwa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang yang berada di wilayah Kota Tangerang, Banten, mengalami kebakaran pada Rabu 8 September 2021 dini hari.

Tercatat jumlah korban tewas sebanyak 41 orang termasuk dua warga negara asing asal Afrika Selatan dan Portugal.

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, mengungkapkan bahwa sejak berdiri selama 42 tahun Lapas Kelas I Tangerang tidak memperbaiki instalasi listriknya.

Ini terkait dengan pernyataan sebelumnya dari Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran bahwa dugaan sementara penyebab kebakaran adalah arus pendek listrik, namun ini masih harus diselidiki lebih lanjut.

Yasonna mengakui bahwa Lapas Tangerang sudah kelebihan kapasitas 400 persen, saat ini dihuni 2.072 orang.

Baca juga: Tragedi Lapas Tangerang, Masalah Overcapacity yang Tak Kunjung Usai dan Kelalaian Pemerintah

 

Kondisi Lapas Tangerang masih relatif lebih baik ketimbang Lapas Bagansiapiapi yang konon kelebihan kapasitas 800 persen.

Bahwa kondisi Lapas Tangerang sebagai Lapas Kelas 1 saja sudah sedemikian buruk maka sulit dibayangkan betapa buruk kondisi Lapas Kelas 2 dan selanjutnya

Hukuman

Saya bersahabat dengan Prof Yasonna dan saya tahu betul bahwa masalah kelebihan kapasitas lapas di Indonesia merupakan keprihatinan utama putra terbaik Nias yang menjadi Menhukham tersebut.

Bahkan saya sempat menawarkan hukuman kerja sosial demi mengurangi penghuni penjara seperti telah terbukti berhasil ditatalaksanakan menjadi kenyataan di negara-negara maju hukum dan keadilan di planet bumi ini.

Namun sayang saran hukuman kerja sosial menguap ke alam gaib akibat ditentang oleh mayoritas anggota DPR dengan berbagai alasan mulai dari yang masuk sampai tidak masuk akal sehat mau pun tidak sehat.

Belasungkawa

Maka sebagai rakyat jelata yang awam hukum termasuk awam hukuman berupa apa yang disebut sebagai penjara yang kini dieufemisikan menjadi lapas namun pada kenyataan tetap saja penjara, saya tidak berani melibatkan diri ke dalam polemik apa yang salah apalagi siapa yang bersalah pada kasus kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang.

Saya hanya memberanikan diri untuk mengungkap rasa belasungkawa yang mendalam terhadap tragedi kebakaran Lapas Tangerang yang telah mengorbankan nyawa 41 sesama manusia tersebut.

Saya tidak berdaya apa pun kecuali dengan penuh kerendahan hati bersujud memohon Yang Maha Kasih berkenan menganugerahkan kekuatan lahir dan batin bagi sanak-keluarga yang ditinggalkan oleh 41 warga Lapas Tangerang serta memohon perkenan Yang Maha Kasih menerima 41 arwah warga Lapas Tangerang di sisi-Nya. Amin.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com