Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Jawa-Bali Berakhir Hari Ini, Berikut Catatan dari Satgas Covid-19

Kompas.com - 30/08/2021, 14:54 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali yang dimulai pada 23 Agustus 2021 akan berakhir pada 30 Agustus 2021.

PPKM untuk wilayah Jawa dan Bali telah dimulai sejak 3 Juli 2021, kala itu dengan nama PPKM Darurat.

Kebijakan pengendalian pandemi Covid-19 itu kemudian berganti nama menjadi PPKM Level 4, 3, dan 2 pada 26 Juli 2021 hingga sekarang.

Melalui kebijakan PPKM, pemerintah berharap dapat mengendalikan penularan virus corona sekaligus menjaga kegiatan perekonomian tetap hidup, meski terbatas.

Apa saja yang sudah dicapai oleh PPKM Jawa-Bali selama periode 23-30 Agustus 2021? Apakah PPKM akan diperpanjang lagi?

Baca juga: Luhut: Demi Ekonomi Rakyat, PPKM Dibuka Berkala Menyesuaikan Kondisi

Tren kasus menurun

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, PPKM Jawa-Bali periode 23-30 Agustus 2021 membawa perkembangan positif dalam situasi pengendalian pandemi Covid-19 secara nasional.

"Tren kasus secara nasional terus memperlihatkan progress positif (penurunan)" kata Wiku saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/8/2021). 

Diberitakan Kompas.com, Minggu (29/8/2021), selama seminggu terakhir, kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 77.344 kasus atau rata-rata 15.468 kasus per hari.

Dari data tersebut, rata-rata kasus harian Covid-19 lebih rendah jika dibandingkan dengan pada saat PPKM periode 17-23 Agustus 2021, yaitu 16.760 kasus per hari.

Tren penurunan juga terlihat pada kasus kematian akibat Covid-19.

Pada periode PPKM sebelumnya, rata-rata kasus kematian Covid-19 harian mencapai 1.197 orang.

Sedangkan pada periode 24-29 Agustus 2021, rata-rata kematian harian turun menjadi 831 orang per hari.

Baca juga: Daftar Wilayah Jawa-Bali Berstatus PPKM Level 4 hingga 30 Agustus 2021

Apakah PPKM kembali diperpanjang?

Wiku mengatakan, PPKM saat ini adalah instrumen pengendalian pandemi Covid-19 yang telah dipilih oleh pemerintah sehingga akan digunakan dalam jangka waktu panjang.

"Kembali saya sampaikan bahwa PPKM saat ini adalah instrumen pengendalian sehingga akan digunakan dalam jangka waktu panjang," kata Wiku.

Ia menjelaskan, keputusan mengenai pengetatan maupun pelonggaran pembatasan di tiap level daerah PPKM akan sangat tergantung dengan kondisi kasus Covid-19. 

Wiku mengatakan, pemerintah berharap, pengendalian pandemi Covid-19 dapat dilakukan secara maksimal sehingga aktivitas bisa kembali normal seperti sedia kala.

"Oleh karena itu diharapkan semangat untuk melakukan pengendalian Covid-19 secara maksimal dapat membuahkan hasil bagi kita secara bertahap mampu produktif kembali beraktivitas," kata Wiku.

Sebelumnya, pada konferensi pers pengumuman perpanjangan PPKM, 23 Agustus 2021, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa PPKM akan terus berlaku selama pandemi.

"PPKM ini akan terus berlaku selama pandemi. Karena ini adalah alat kita untuk menyeimbangkan pengendalian Covid-19 dengan ekonomi atau penciptaan lapangan kerja buat masyarakat," kata Luhut, seperti diberitakan Kompas.com, 24 Agustus 2021.

Baca juga: Saran Epidemiolog soal Sekolah Tatap Muka di Daerah PPKM Level 1-3

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com