Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau tapi Hujan Masih Turun, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 21/06/2021, 15:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kurang lebih sepekan terakhir, hujan turun di sejumlah wilayah Pulau Jawa dengan intensitas beragam, mulai dari ringan hingga deras.

Hujan di bulan Juni kemudian membawa banyak pertanyaan, karena sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat memprediksi musim kemarau tahun ini di mulai pada April lalu.

Perkiraan itu didasarkan pada prediksi waktu terjadinya fenomena peralihan angin monsun, dari monsun barat ke monsun timur, pada akhir Maret 2021.

"BMKG memprediksi peralihan angin monsun akan terjadi pada akhir Maret 2021 dan setelah itu Monsun Australia akan mulai aktif. Karena itu, musim kemarau 2021 diprediksi akan mulai terjadi pada April 2021," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari Kompas.com, (27/3/2021).

Lalu, apa yang menyebabkan hujan masih turun, meski saat kemarau?

Baca juga: Kapan Musim Kemarau Terjadi di Indonesia?

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari menyebut, hujan tidak hanya masih turun di Pulau Jawa, namun di banyak wilayah Indonesia barat dan tengah.

Setidaknya ada 2 hal yang mendasari hujan di bulan Juni ini.

"Data aliran udara lembab menunjukkan bahwa sumber uap air yang menjadi sumber kejadian hujan ini dari Samudera Hindia, dan diduga terkait dengan gejala IOD negatif yang saat ini berkembang di Indian Ocean," kata Supari saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/6/2021).

Alasan selanjutnya adalah adanya gangguan gelombang atmosfer yang terjadi secara bersamaan.

"Secara bersamaan, sedang terjadi gangguan gelombang atmosfer yaitu equatorial rossby wave yang juga berkontribusi meningkatkan potensi hujan di wilayah Indonesia," ujar dia.

Baca juga: Besok Fenomena Titik Balik Matahari, Apa Dampaknya ke Indonesia?


Diperkirakan hingga akhir Juni

Ketika ditanya hingga kapan hujan ini akan terjadi, Supari menyebut semua tergantung dari masa berlangsung kedua alasan yang melatarbelakanginya.

"Untuk sebab aliran udara lembab, itu bisa bertahan lama fenomenanya sehingga dapat menyebabkan kondisi hujan di atas normal beberapa dasarian," ucap Supari.

"Sedangkan untuk sebab gangguan gelombang atmosfer umumnya hanya berkisar satu mingguan," lanjut dia.

Di akhir penjelasannya, Supari memperkirakan hujan semacam yang terjadi sekarang masih akan terus berlangsung hingga akhir bulan ini.

"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka diperkirakan hingga akhir Juni masih terjadi hujan-hujan seperti itu," pungkas dia.

Baca juga: Ramai Video Matahari Terbit dari Utara, Ini Penjelasan BMKG dan Lapan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com