Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2021, 12:55 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com – Kembali beredar informasi terkait obat parasetamol P/500 yang mengandung virus Machupo yang berbahaya.
Informasi tersebut baru-baru ini kembali tersebar di aplikasi pesan media sosial Whatsapp. Sebelumnya, informasi mengenai paracetamol yang mengandung virus Machupo tersebut sudah pernah tersebar pada tahun 2017.
Namun informasi tersebut dibantahkan dengan klarifikasi BPOM. BPOM juga menyatakan bahwa informasi tersebut adalah HOAX.

Narasi yang beredar

Di media sosial Facebook dan grup percakapan WhatsApp beredar narasi yang sama soal klaim bahwa obat Paracetamol P/500 mengandung virus Machupo. Virus ini disebut sebagai virus paling berbahaya di dunia.

Salah satu akun yang membagikan narasi ini di Facebook adalah akun ini.

Sejumlah akun di Facebook membagikan tangkap layar pesan yang beredar di WhatsApp.

Berikut ini isi pesan yang beredar di Whatsapp:

“PERINGATAN URGENT! Hati-hati untuk tidak menggunakan parasetamol yang datang ditulis P / 500. Ini adalah parasetamol baru, sangat putih dan mengkilap, mengandung “Machupo” virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia. Dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silahkan berbagi pesan ini, untuk semua orang dan keluarga. Dan menyelamatkan hidup dari mereka…”.

Pesan Whatsapp tersebut juga terlihat sudah tersebar luas dengan indikasi notifikasi ‘Forward many times’.

Pesan yang beredar di grup-grup WhatsApp yang menyebut obat paracetamol mengandung virus paling mematikan. Informasi ini hoaks.WA Group Pesan yang beredar di grup-grup WhatsApp yang menyebut obat paracetamol mengandung virus paling mematikan. Informasi ini hoaks.
Penelusuran Kompas.com

Setelah ditelusuri oleh Tim Cek Fakta Kompas.com bersama Tim Cek Fakta Universitas Multimedia Nusantara, diketahui bahwa narasi ini merupakan hoaks berulang karena pernah dibagikan pada 2017 dan 2019.

Tim Cek Fakta Kompas.com juga pernah melakukan konfirmasi atas narasi di atas pada 2019. 

Seperti diberitakan Kompas.com, 24 Mei 2019, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito memastikan informasi ini hoaks.

"Isu tersebut adalah hoaks. Badan POM tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang diisukan tersebut, termasuk kandungan virus Machupo dalam produk obat," kata Penny, saat dikonfirmasi Kompas.com pada 24 Mei 2021.

Penny menekankan, BPOM telah melakukan evaluasi terhadap keamanan, khasiat, mutu, dan penandaan atau label produk sebelum diedarkan.

BPOM juga mengawasi sarana produksi, distribusi, dan produk yang beredar di wilayah Indonesia secara rutin.

"Sampai saat ini Badan POM tidak pernah menerima laporan kredibel yang mendukung klaim bahwa virus Machupo telah ditemukan dalam produk obat parasetamol atau produk obat lainnya," ujar Penny.

Ia menyebutkan, virus Machupo merupakan jenis virus yang penyebarannya dapat melalui udara, makanan, atau kontak langsung.

Virus Machupo bersumber dari air liur, urine, atau feses hewan pengerat yang terinfeksi dan menjadi pembawa (reservoir) virus Machupo.

Masyarakat diimbau untuk membeli obat di tempat resmi seperti apotek atau toko obat berizin dengan memperhatikan kemasan, label, izin edar, dan masa kedaluwarsa juga menjadi satu hal penting yang wajib dilakukan.

Jika mendapati produk yang mencurigakan, masyarakat dapat melapor ke contact center BPOM di nomor telepon 1500533 atau Balai Besar atau Balai POM di seluruh Indonesia. 

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim cek fakta, informasi pesan berantai di Whatsapp dan media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa obat parasetamol P/500 mengandung virus Machupo tidak benar atau hoaks.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Tren
7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

Tren
Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Tren
Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Tren
Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Tren
Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Tren
BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

Tren
8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

Tren
Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

Tren
Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com