KOMPAS.com - Perhimpunan dokter-dokter spesialis mengeluarkan pernyataan merespons situasi pandemi di Indonesia yang tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan.
Sebanyak 5 perhimpunan dokter-dokter spesialis mengadakan konferensi pers pada Jumat (18/6/2021), yang salah satunya ditayangkan melalui Youtube Pengurus Besar PAPDI.
Lima perhimpunan tersebut adalah:
Baca juga: 12.624 Kasus Baru Covid-19 pada 17 Juni, Berikut Sebarannya...
Ketua Umum Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) DR. Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, KKV, FINASIM, FACP mengungkapkan, pandemi telah berlangsung setahun lebih dan sejak awal pandemi para dokter telah mengimbau pada orang-orang dengan komorbid untuk tidak berobat ke rumah sakit jika tidak terpaksa.
Namun, hal itu tidak bisa berlangsung seterusnya.
Menurut Dr Sally, Indonesia menghadapi dobel ancaman ketika orang-orang dengan komorbid datang ke rumah sakit berbarengan dengan pasien Covid-19.
Orang-orang berpenyakit non Covid-19 juga perlu mendapatkan pelayanan yang layak.
"Ini perlu menjadi perhatian kita semua. Bahwa saat ini kita punya beban dobel. Di saat kasus-kasus Covid-19 bukan menurun malah melonjak tinggi, kasus-kasus non Covid terutama penyakit kronis yang setahun ini mereka tidak mendapatkan pelayanan maksimal, mereka kebanyakan datang dengan kondisi kurang baik," kata dia.
Tak hanya orang dewasa yang terjangkit virus ini. Merujuk data nasional, proporsi kasus konfirmasi Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen. Artinya, 1 dari 8 kasus konfirmasi Covid-19 adalah anak.
Baca juga: Kemenkes: 148 Kasus Covid-19 Varian Delta Terdeteksi di 6 Provinsi, Jateng Tertinggi
Menurut data IDAI, tingkat kematian atau Case Fatality Rate anak usia 0-18 tahun yang terkonfirmasi Covid-19 mencapai 3-5 persen.
Para dokter juga melihat penurunan kasus terjadi saat PPKM diberlakukan, terutama saat diberlakukan di Jawa pada Februari lalu.
Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), Dr dr Erlina Burhan Sp.P(K), M.Sc,Ph.D mengatakan, kasus kembali naik setelah adanya pembukaan tempat wisata dan pergerakan masyarakat yang tinggi.
Dokter Erlina mengatakan, kita seua tidak ingin sistem kesehatan Indonesia kolaps karena akan berdampak kepada yang lainnya.
"Karena kalau sistem kesehatan kita collapse dan kita tidak melakukan action apa-apa, maka sistem yang lain juga akan collapse. Ekonomi collapse. Bahkan pendidikan, anak-anak tidak bisa sekolah, sampai sekarang masih belum sekolah tatap muka itu karena kesehatannya tidak dibenahi," kata dr Erlina.
Oleh karena itu, lima perhimpunan dokter-dokter spesialis mendorong dan merekomendasikan 5 hal berikut:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.