Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotel di Jogja Dijual di Marketplace Rp 7 Miliar hingga Rp 99 Miliar

Kompas.com - 04/02/2021, 19:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hotel-hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dijual karena tidak beroperasi lagi.

Menurut penelusuran Kompas.com, Kamis (4/2/2021), di salah satu marketplace, hotel-hotel di Jogja dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 7 miliar hingga Rp 99 miliar.

Lokasinya tak hanya di Kota Yogyakarta, tetapi juga di kabupaten lainnya.

Mengonfirmasi soal penjualan sejumlah hotel ini, Kompas.com menghubungi Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono.

Dia membenarkan banyak hotel yang ditutup di DIY. Tak hanya hotel, tetapi juga restoran.

"Sudah ada 50 hotel, juga resto yang tutup permanen di Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) jilid 2 ini," kata Deddy kepada Kompas.com, Kamis (4/2/2021).

Mengenai harga jual hotel-hotel itu, Deddy mengaku belum mengetahui secata pasti.

Akan tetapi, ia mengatakan, penjualan hotel-hotel ini karena tidak kuat menanggung beban akibat pandemi Covid-19.

"Jadi mati karena cashflow-nya sudah enggak punya apa-apa, makanya pilihan terakhir yang pahit adalah menjual. Ini memang belum ada laporan resmi ke PHRI, tapi mereka sudah menawarkan melalui online. Memang kondisi real-nya seperti ini sekarang," kata dia.

Deddy menjelaskan, dari sekitar 400 hotel yang tergabung dalam PHRI DIY, sudah ada 100-an hotel yang tutup sementara sejak pandemi.

Para pemilik hotel masih melihat situasi dan kondisi untuk buka kembali.

Baca juga: Selama PTKM DIY, Kunjungan Wisatawan ke Bantul Turun 50 Persen

Puluhan hotel tutup permanen sejak PTKM

Sejak PTKM, lanjut Deddy, kondisi mereka kian sulit sehingga akhirnya 50 hotel memutuskan untuk tutup permanen.

Angka tersebut belum termasuk hotel yang bukan anggota PHRI. Deddy memperkirakan, pada kenyataannya, jumlah hotel yang menutup operasionalnya lebih banyak lagi.

Hotel anggota PHRI yang masih beroperasi saat ini ada 171 hotel.

"171 sampai dengan sekarang beroperasi dengan terengah-engah. Di luar anggota PHRI mungkin lebih banyak lagi," ujar dia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com