KOMPAS.com – Seorang dokter di Boston, Amerika Serikat, dilaporkan mengalami alergi parah setelah menerima vaksin virus corona produksi Moderna pada Kamis (24/12/2020).
Dokter itu adalah Hossein Sadrzadeh yang merupakan Dokter Onkologi Geriatrik di Boston Medical Center.
Ia mengaku mengalami reaksi parah segera setelah divaksinasi.
Melansir Reuters, Sadrzadeh menyebutkan, ia merasa pusing dan jantung berdebar kencang.
Apa yang dialami Sadrzadeh merupakan reaksi parah pertama yang disebut berkaitan dengan Moderna pada minggu pertama peluncuran vaksin itu di AS.
Juru Bicara Boston Medical Center, David Kibbe, Jumat (25/12/2020), mengatakan, Dr Sadrzadeh merasa mengalami reaksi allergi dan diizinkan untuk menggunakan EpiPen sendiri.
Ia sempat dibawa ke UGD, dievaluasi, dirawat, diamati, dan kemudian dipulangkan.
Dr Sadrzadeh memiliki riwayat alergi kerang yang parah.
Baca juga: Moderna Klaim Vaksinnya Mampu Melindungi Varian Baru Covid-19 di Inggris
Ray Jordan, Juru Bicara Moderna, Kamis (24/12/2020), mengatakan, pihaknya belum bisa berkomentar secara terbuka mengenai hal ini.
Moderna akan menyelidiki masalah tersebut terlebih dahulu.
Dia meminta agar menanyakannya lebih lanjut kepada pejabat Operation Warp Speed yang mengawasi distribusi vaksin.
Sementara itu, BPOM AS (FDA) juga belum berkomentar soal ini.
Juru bicara CDC, Tom Skinner, mengatakan, informasi mengenai reaksi yang muncul setelah mendapatkan vaksin akan diunggah ke situs CDC mulai pekan depan.
Adapun, ahli alergi dan imunologi dari Emory University, Dr. Merin Kuruvilla, menilai, reaksi alergi parah jarang terjadi, dan seharusnya ini tidak menimbulkan kekhawatiran.
“Ini seharusnya tidak menghalangi orang-orang yang jelas-jelas tidak berisiko tinggi,” kata dia.