Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Video Disebut Tayangkan Hewan Purba, Faktanya Replika Dinosaurus

Kompas.com - 16/12/2020, 09:01 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Di media sosial beredar video menayangkan sosok serupa hewan besar yang disebut sejumlah warganet sebagai hewan purba di Gunung Lawu.

Ada pula akun di media sosial yang menyebutnya dinosaurus. Dalam video itu, hewan besar tersebut tampak dipaksa turun oleh sekelompok orang dari mobil pick-up.

Faktanya, video itu menampilkan replika dinosaurus, bukan hewan asli, koleksi Mojosemi Forest Park, Magetan, Jawa Timur.    

Pengelola Mojosemi Forest Park, Nanang Sedayu mengatakan, hewan dalam video itu adalah wahana buatan lokal yang dihadirkan sebagai upaya mempromosikan wahana baru Dinosaurus Park.

Narasi yang Beredar

Sejumlah akun Facebook menampilkan video yang menayangkan sosok mirip hewan hesar berkaki empat tengah diturunkan sekelompok orang dari mobil pick-up. Suaranya mengaum kencang.

Dalam video berdurasi 30 detik yang diunggah Muhammad Tarmisi pada Selasa (15/12/2020) itu, tampak orang-orang berupaya keras menarik tali yang melingkari leher hewan agar ia turun. Sesampainya di tanah, hewan itu masih terlihat mengamuk dan menolak ditarik.

Di dinding dekat kejadian itu nampak tulisan Mojosemi Forest Park. Akun tersebut menulis status sebagai berikut:

"gawat dinosaurus hidup kembali. ini tanda akhir zaman semoga kita terhindar dari fitnah dajjal"

Status Facebook keliru soal hewan purba di Gunung Lawu. Facebook Status Facebook keliru soal hewan purba di Gunung Lawu.

Video yang sama juga diunggah akun ini dan ini. Keduanya menulis status bahwa video itu menunjukkan hewan purba dari Gunung Lawu.

Penjelasan

Sosok serupa hewan yang disebut sejumlah akun sebagai hewan purba atau dinosaurus itu bukanlah hewan asli, melainkan replika dinosaurus.   

Pengelola Mojosemi Forest Park, Magetan, Nanang Sedayu mengatakan, hewan dalam video itu adalah wahana buatan lokal. Wahana itu dihadirkan sebagai upaya pengelola untuk menghadirkan dinosaurus seperti aslinya.

"Kami buat semirip mungkin dengan aslinya, dan itu karya putra-putra daerah juga," kata Sedayu dikutip Kompas.com, Selasa (15/12/2020).

Dia menyebutkan, dinosaurus tersebut merupakan wahana buatan lokal, bukan diimpor dari luar negeri ataupun dari studio film Jurassic Park.

"Dulu kami memang pernah impor untuk bahan-bahannya, kami pelajari. Begitu sudah ketemu, kami produksi sendiri," kata Sedayu.

Tayangan dalam video itu diambil di Mojosemi Forest Park pada Senin (14/12/2020).

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com