Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Beredar informasi mengenai kemanjuran seng disertai air tonik yang mengandung kina dapat mencegah dan mengobati Covid-19.
Informasi yang beredar di media sosial itu keliru.
National Institutes of Health di Amerika Serikat mengatakan, seng untuk mencegah dan mengobati Covid-19 masih dievaluasi dalam uji klinis.
Sementara itu, pakar kesehatan mengatakan kina dalam air tonik tidak dapat berfungsi sebagai obat untuk Covid-19.
Akun Facebook Nick Savoca pada Minggu (22/11/2020) menulis status mengenai manfaat seng serta air tonik yang mengandung kina dapat mencegah terinfeksi Covid-19. Berikut isi lengkap statusnya dalam bahasa Indonesia:
"Saya bukan dokter atau praktisi medis, tetapi Rozanne dan saya telah mengonsumsi Zinc dosis reguler dengan pengejar air tonik. Kami tetap sehat dan bebas Covid-19 sejauh ini. Saya menyarankan semua orang melakukan hal yang sama. Air tonik mengandung kina dan meningkatkan intensitas Seng. Pencegahan hebat terhadap Covid dan dokter saya setuju!"
Sebelumnya, pada 5 Agustus 2020, akun Dale Dunmyer menarasikan hal serupa. Dalam statusnya dia menyebut bahwa tonik dengan suplemen kina dan seng akan menghentikan Covid-19.
Profesor virologi di Reading University di Inggris, Ian Jones, mengatakan bahwa mengonsumsi seng tidak dapat mencegah atau mengobati Covid-19.
"Seng adalah logam beracun dan meskipun memang menghambat beberapa enzim virus, tingkat yang dibutuhkan tidak akan dapat ditolerir dalam tubuh," katanya dilansir dari AFP, Sabtu (21/11/2020).
National Institutes of Health (NIH), Amerika Serikat (AS), mengatakan suplementasi seng sendiri atau dikombinasikan dengan hydroxychloroquine untuk mencegah dan mengobati Covid-19 saat ini masih dievaluasi dalam uji klinis.
NIH menegaskan, tidak ada cukup data untuk merekomendasikan baik tidaknya penggunaan seng untuk pengobatan Covid-19.
Narasi di media sosial juga menyarankan minum air tonik yang mengandung kina dapat meningkatkan intensitas seng.
Profesor di Riverside School of Medicine Center for Health Communities University of California Brandon Brown mengatakan, kina dalam air tonik tidak dapat berfungsi sebagai obat untuk Covid-19.
"Anda harus minum tonik lebih dari 10 kali lebih banyak daripada air minum manusia per hari untuk mendekati efek obat yang serupa. Itu tidak mungkin," katanya dikutip AFP.
Rata-rata dalam sehari manusia minum sekitar dua liter air.