KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan perahu nelayan dipepet dua speedboat ramai tersebar di media sosial Twitter.
Video ini telah disukai dan dibagikan ulang sebanyak belasan ribu kali. Selain itu, unggahan ini juga direspons dengan komentar oleh ratusan ribu akun.
Berdasarkan narasi yang ada di dalam unggahan, kejadian tersebut terjadi pasca-aksi di mana perahu nelayan dipepet/ditabrak oleh dua speedboat milik Polairud Polda Sulsel.
Baca juga: Viral Polsuska Turunkan Paksa Diduga Anak Punk dengan Pistol, Ini Penjelasan PT KAI
Dalam perjalanan pulang, pasca aksi, tiba-tiba perahu nelayan dihadang oleh 2 speedboat milik Polairud Polda Sulsel. Perahu nelayan dipepet/ditabrak dan alat kendali perahu (stir) dirusak. Perahu terus didorong hingga penumpang/nelayan yang ada di atas hampir terjatuh ke laut. pic.twitter.com/jz350TbJt1
— JATAM (@jatamnas) September 12, 2020
Baca juga: Viral Video Pemotor di Koja Dorong Anak Bersepeda hingga Masuk Selokan
Lantas, bagaimana kronologi dan penjelasannya?
Berdasarkan keterangan resmi dari Koalisi Masyarakat Sipil Sulsel, peristiwa ini dilatarbelakangi oleh kapal milik PT Boskalis yang kembali melakukan aktivitas tambang pasir di daerah copong (wilayah tangkap nelayan) pada Sabtu (12/9/2020) pukul 06.00 WITA.
Kegiatan ini pun menimbulkan reaksi dari masyarakat/nelayan Pulau Kodingareng.
Tepat pukul 07.30 WITA, ratusan nelayan yang didominasi oleh ibu-ibu bersama mahasiswa/aktivis lingkungan dan jurnalis pers mahasiswa bergerak menuju lokasi tambang untuk melakukan aksi protes dengan menggunakan 3 jolloro (perahu tradisional berukuran besar) dan 45 lepa-lepa (perahu tradisional berukuran kecil).
Baca juga: Riwayat Konflik China-Indonesia di Laut Natuna
Pukul 08.33 WITA, massa aksi tiba di lokasi tambang dan langsung menggelar aksi demonstrasi berupa orasi ilmiah dan pembentangan spanduk yang berisi penolakan kegiatan tambang.
Puluhan perahu nelayan kemudian mengelilingi kapal tambang dengan maksud menghentikan/mengusir kapal.
Pada pukul 08.50 WITA, kapal milik Boskalis pun meninggalkan lokasi tambang, disusul puluhan perahu nelayan kembali ke Pulau Kodingareng.
Baca juga: Viral, Video Oknum Anggota Polisi di Maluku Pukul Pantat Warga yang Tak Gunakan Masker dengan Rotan
Sekitar pukul 09.40 WITA, saat nelayan dalam perjalanan pulang, tiba-tiba perahu nelayan dihadang oleh dua speedboat milik Polairud Polda Sulsel.
Perahu nelayan kemudian dipepet dan ditabrak sehingga membuat alat kendali perahu (stir) rusak. Perahu terus didorong hingga penumpang/nelayan yang ada di atas hampir terjatuh ke laut.
Kemudian, Polairud menarik paksa dan menangkap nelayan, mahasiswa aktivis lingkungan dan jurnalis pers mahasiswa yang berada di atas perahu tersebut.
Baca juga: Video Viral Pria Mabuk di Banjarmasin Acungkan Senjata Tajam, Ternyata Napi Asimilasi
Sementara itu, Direktur Polairud Polda Sulsel Kombes Pol Hery Wiyanto menampik keterangan yang menyebut bahwa pihaknya melakukan kekerasan saat penangkapan.
Ia mengatakan, saat ini, para nelayan, aktivis, dan mahasiswa yang ditangkap diperiksa selama 1x24 jam di kantor Polairud Polda Sulsel.