KOMPAS.com - Pada suatu pagi di musim gugur, tepatnya 6 Desember 1917, di tengah kecamuk Perang Dunia I, dua buah kapal bertabrakan di pelabuhan Halifax, Nova Scotia, Kanada.
Salah satu dari kedua kapal itu mengangkut amunisi. Benturan kedua kapal kemudian memicu serangkaian ledakan sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.
Bencana itu, diukur dengan skala kiloton, tercatat sebagai ledakan terbesar yang disebabkan manusia. Peristiwa yang dikenang sebagai Ledakan Halifax itu hanya bisa dikalahkan oleh bom atom, dalam hal kedahsyatan.
Akibat ledakan itu, Kanada mencatat 1.963 orang tewas, sementara 9.000 orang terluka dan 6.000 lainnya kehilangan tempat tinggal. Bangunan dalam radius 500 meter dari ledakan rata dengan tanah.
Melansir Forbes, Rabu (5/8/2020) ledakan dahsyat mengguncang Pelabuhan Beirut pada Selasa, 4 Agustus 2020.
Belum bisa dipastikan barang apa saja yang tersimpan di gudang pelabuhan, hingga dapat mengakibatkan ledakan begitu dahsyat.
Dugaan awal menyebut, ledakan disebabkan bahan pembuat pupuk, atau juga gandum.
Sementara itu, pernyataan resmi dari pihak keamanan Lebanon mengindikasikan bahwa ledakan disebabkan bahan yang mudah meledak yang disita dan disimpan di gudang.
Baca juga: Bagaimana Cara Amonium Nitrat dapat Menciptakan Ledakan di Beirut?
Gubernur Beirut Marwan Abboud, dilaporkan menyebut ledakan ini sebagai bencana nasional setara Hiroshima, kota tempat bom atom dijatuhkan di Jepang.
Perbandingan ini menjelaskan kedahsyatan bencana ini, namun juga mengaburkan penyebab pasti dari ledakan, dan awan berbentuk jamur yang muncul seusai ledakan.
Dalam pernyataan yang kurang tepat, Chris Palmer, penulis biografi pebasket Lamar Odom, mengeluarkan pernyataan sebagai berikut di Twitter.
"Demi Tuhan. Media Lebanon menyebut ini disebabkan pabrik kembang api. Tidak. Itu awan berbentuk jamur. Itu adalah bom atom," tulis Palmer
Didn't know you could take a video of an atomic bomb detonation that close and survive, thanks nuclear physicist Chris Palmer pic.twitter.com/Zkkj8ugAuZ
— An Account With No Name (@_laser_bear) August 4, 2020
Cuitan itu disusul dengan cuitan serupa dari Palmer.
"Awan jamur terbentuk di luar pabrik. Tidak ada keraguan bahwa itu adalah bom atom. Itu adalah ledakan yang dipicu dengan sengaja. Jika kembang api meledak pada saat yang sama hasilnya tidak akan seperti itu. Ledakan pabrik kembang api tidak akan menghancurkan kaca jendela yang berjarak 10 mil jauhnya," tulis Palmer.
Ratios like they teach you about courtesy noted atomic bomb expert Chris Palmer pic.twitter.com/576MgGHM0P
— Lauren Joffe (@thespinzone) August 4, 2020
Belakangan Palmer telah menghapus cuitannya, tanpa penjelasan atau keterangan lebih lanjut.
Baca juga: Ini Instruksi Presiden Lebanon Pasca Ledakan Hebat di Beirut