Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Korea Selatan, Ini Negara dengan Tingkat Pengujian Covid-19 Tertinggi

Kompas.com - 17/07/2020, 11:17 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum ditemukannya vaksin dan obat untuk virus corona membuat banyak negara harus memutar otak untuk menghentikan penularan virus yang bermula di Kota Wuhan tersebut.

Selain menjaga jarak, strategi jitu dalam menahan penyebaran Covid-19 adalah pengujian secara masif.

Strategi itu telah terbukti sukses di beberapa negara, seperti Korea Selatan dan Singapura.

Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...

Akan tetapi, dua negara di atas yang disebut sukses menaklukkan virus corona dengan pengujian massalnya ternyata bukan termasuk negara dengan tingkat pengujian tertinggi di dunia.

Tingkat pengujian Covid-19 di Korea Selatan sampai saat ini mencapai 28.301 tes per satu juta penduduk atau total 1.4 juta tes, menurut data Worldometer.

Masih dari sumber yang sama, diketahui negara dengan tingkat pengujian tertinggi adalah Luksemburg dengan 502.830 tes per satu juta penduduk.

Negara berpenduduk 626.367 itu telah melakukan 314.956 tes.

Baca juga: Alasan Singapura Tak Rekomendasikan Dexamethasone sebagai Obat Covid-19

Berikut 10 negara dengan tingkat pengujian Covid-19 tertinggi per satu juta penduduk.

  1. Luxemburg: 502.830 tes (total tes 314.956)
  2. Uni Emrirat Arab: 436.247 tes (total tes 4,3 juta)
  3. Bahrain: 412.740 tes (total tes 703.002)
  4. Islandia: 313.129 tes (total tes 313.129)
  5. Malta: 248.050 tes (total tes 109.538)
  6. Denmark: 222.832 tes (total tes 1,2 juta)
  7. Inggris: 186.588 tes (total tes 12,6 juta)
  8. Lituania: 173.807 tes (total tes 472.804)
  9. Singapura: 172.502 tes (total tes 1 juta)
  10. Rusia: 164.821 tes (total tes 24 juta)

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 17 Juli: 13,9 Juta Orang Terinfeksi | Rusia Disebut Retas Penelitian Vaksin Covid-19

Disorot WHO

Sebagai perbandingan, tingkat pengujian di Indonesia saat ini hanya mencapai 4.189 per satu juta penduduk dengan total 1,1 juta tes.

Rendahnya pengujian itu pun sempat mendapat sorotan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah laporan berkala yang diterbitkan pada 8 Juli 2020.

WHO menyebut kapasitas tes di Indonesia secara nasional saat ini baru berada pada 0,4 : 1.000 populasi per satu minggu.

Baca juga: Mengenal RT-LAMP, Alternatif Tes Covid-19 yang Disebut Lebih Murah daripada PCR

Padahal standar minimal yang diterapkan WHO adalah 1:1.000 populasi per satu minggu. Di tingkat daerah, hanya DKI Jakarta yang memenuhi standar minimal itu.

Untuk mengejar standar minimal itu, Presiden Joko Widodo telah meminta untuk meningkatkan kapasitas tes menjadi 30.000 tes per hari.

"Kita harapkan nantinya target sesuai yang saya sampaikan bisa tercapai, 30.000 (spesimen per hari)," kata Jokowi, Senin (13/7/2020).

Sejauh ini, rata-rata jumlah spesimen yang dites per hari baru berada pada angka 20.000.

Selain rendahnya jumlah tes, WHO juga menyoroti lamanya pengujian yang bisa mencapai lebih dari satu minggu.

Padahal, standar lama tes yang ditetapkan WHO adalah 24-48 jam.

Baca juga: Menilik Ketatnya Shalat Jumat di Singapura, Harus Pesan Online

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pandemi Covid-19. Arti Zona Merah, Oranye, Kuning, dan Hijau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com