KOMPAS.com - Aktivis Korea Selatan mengaku telah menerbangkan balon udara yang membawa pesan propaganda melintasi perbatasan Korea Utara.
Aksi ini dianggap sebagi provokasi terbaru yang memicu peningkatan ketegangan hubungan antara kedua negara tersebut.
Korea Utara telah menyatakan kemarahannya terhadap balon-balon udara itu, sementara Korea Selatan telah berusaha menghentikan tindakan para aktivis.
Sejak tahun 2018, kedua rival lama ini telah melakukan upaya untuk meningkatkan hubungan dan mempertahankan dialog.
Namun, hubungan itu tampaknya memburuk dengan cepat dalam seminggu terakhir.
Melansir BBC, Korea Utara belum lama ini meledakkan Kantor Penghubung Antar-Korea, di sisi perbatasannya, yang didirikan dua tahun lalu untuk memastikan dialog rutin antara kedua negara.
Analis percaya Pyongyang sengaja meningkatkan ketegangan untuk meningkatkan daya tawar dan memaksa perundingan baru.
Baca juga: Korea Selatan Minta Korea Utara Hentikan Rencana Kirim 12 Juta Selebaran Propaganda
Kampanye balon udara telah berlangsung selama bertahun-tahun. Balon-balon ini biasanya membawa selebaran, USB drive atau DVD yang berisi kritik terhadap rezim Pyongyang, serta laporan berita Korea Selatan atau bahkan serial drama Korea.
Semua ini bertujuan untuk menghancurkan kendali Korea Utara terhadap informasi domestik dengan harapan bahwa orang-orang Korea Utara pada akhirnya akan menggulingkan rezim dari dalam.
Namun, pemerintah Korea Selatan sendiri tidak begitu sepakat tentang penerbangan balon-balon itu, dengan alasan ini hanya menghasilkan ketegangan yang bersifat kontraproduktif.
Meskipun ada peringatan dari Korea Utara dan Selatan, para aktivis di Korea Selatan tetap bersikeras dengan mengirimkan beberapa balon.
"Korea Utara kehilangan hak asasi manusia dan diperbudak oleh diktator modern, apakah mereka tidak memiliki hak untuk mengetahui kebenaran ?" kata kelompok di balik peluncuran balon itu.
"Selebaran tidak berbahaya, dan balon juga tidak membawa bom," ungkap dia.
Baca juga: Korea Utara Mulai Pasang Lagi Pengeras Suara untuk Propaganda
Pyongyang menganggap penerbangan balon-balon udara itu sebagai penghinaan yang tak tertahankan dan mereka yang mengirimnya adalah "manusia sampah", kebanyakan pengirim balon merupakan pembelot Korea Utara.
Pihak Utara mengatakan bahwa mereka sedang menyiapkan bahan kontra-propaganda sendiri untuk dikirim ke Selatan. Menurut media pemerintah ada sekitar 12 juta selebaran yang siap meyakinkan warga di Selatan tentang kejayaan Pyongyang.