JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pengesahan sejumlah rancangan undang-undang di Indonesia melahirkan beragam aksi demo mahasiswa di sejumlah daerah.
Massa yang berhimpun tersebut merupakan gabungan mahasiswa dan pemuda dari berbagai universitas dan organisasi. Serentak, mereka menyuarakan aspirasi serupa.
Fenomena ini, menurut sosiolog politik Universitas Airlangga, Novri Susan, memperlihatkan kesadaran politik yang tinggi di kalangan anak muda Indonesia.
Menurut Novri, kesadaran politik anak muda dibentuk oleh akar intelektual yang sudah mengakar kuat di masyarakat.
Bahkan ia menyatakan, perubahan politik bangsa ini dipengaruhi oleh kaunm intelektual muda. Sehingga Novri menyatakan, kesadaran politik kaum muda di negeri ini memang selalu tinggi.
Baca juga: Humor di Spanduk Demo Mahasiswa Bisa Buka Kesadaran Politik Milenial
"Jadi, pemuda Indonesia memiliki genetik intelektualisme melakukan perubahan dan mengontrol pengorganisasian kekuasaan," ucap Novri menjawab Kompas.com, Selasa (24/9/2019).
Novri memaparkan, kesadaran politik merupakan pengetahuan tentang pengorganisasian kekuasaan yang baik dan buruk. Menurutnya, penerjemahan dari pengetahuan tersebut kemudian berlanjut pada tindakan berpartisipasi.
Dia melanjutkan, pada situasi seperti saat ini, saat para pemangku jabatan dianggap melakukan malapraktik kekuasaan, maka dengan sendirinya akan mewujud kesadaran intelektual sebagai gerakan mengoreksi.
Lebih lanjut, kesadaran politik anak muda di Indonesia juga diperkuat dengan kemudahan dalam mendapatkan akses pengetahuan politik demokrasi.
"Maka, demonstrasi beberapa kota merupakan bentuk atau indikasi kesadaran politik. Mereka melakukan gerakan kontrol dan koreksi kekuasaan yang salah dalam kebijakan," kata Novri.
Meski begitu, kesadaran politik memang tidak sepenuhnya dimiliki oleh pemuda. Menurut Novri, setiap orang memiliki kadar atau level kesadaran yang berbeda.
"Fenomena hanya ikut-ikutan tanpa kesadaran politik tentu ada, namun bagi saya minor. Tidak menjadi variabel yang mempengaruhi konten gerakan protes kalangan pemuda terhadap kekuasaan," tutur dia.
Kesadaran politik di kalangan anak muda pada zaman ini juga ditunjang dengan kemudahan mendapatkan informasi.
Baca juga: Demo Mahasiswa Rusuh, 3 Orang Diamankan Polisi di Sekitar JCC
Selain itu, gaya komunikasi unik yang ditunjukkan dengan spanduk bertuliskan kalimat humor politik juga mampu membuat kaum muda lebih melek dengan kondisi perpolitikan nasional.
Penggunaan kalimat humor khas tersebut mampu membuka ruang untuk kesadaran politik baru pada anak muda.
Hal ini, menurut Novri merupakan simbolisasi dalam memperlihatkan kesadaran politik di era masyarakat digital. Dengan demikian, penggunaan bahasa humor dalam aksi sebenarnya tetap memberi kekuatan dalam mobilisasi fungsi masyarakat sipil.
Selain itu, bahasa humor politik yang digunakan dalam berbagai aksi, mampu memperluas jaringan politik di kalangan anak muda, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan anak muda dalam gerakan protes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.