Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Srikandi India Beda dengan Indonesia

Kompas.com - 12/03/2024, 10:29 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

AKIBAT beda latar belakang kebudayaan, maka tokoh Srikandi versi Mahabharata India beda dari tokoh Srikandi versi Wayang Purwa Indonesia.

Namun Srikandi versi Mahabharata maupun Wayang memiliki kesamaan, yaitu keduanya merupakan titisan dewi Amba yang akhirnya berhasil menaklukkan Bisma Dewabrata di padang Kurusetra pada kemelut Bharatayuda.

Berdasar silsilah kerajaan Pancala, Srikandi adalah anak Drupada yang bersaudara dengan Dretayumena, Drupadi, dan Satyajit.

Srikandi versi Mahabharata secara psikologis adalah seorang kesatria androgin atau secara fisio biologis hemafrodit sesuai keputusan para Dewa berdasar kutukan Amba bahwa Bisma hanya bisa dibunuh oleh seorang kesatria yang tidak jelas kelaminnya.

Srikandi versi Wayang Putwa eksplisit seorang pendekar perempuan yang cantik jelita sekaligus gagah perkasa yang kemudian menjadi satu di antara sekian banyak isteri Arjuna yang fanatik menganut paham poligamis.

Menurut selera pribadi subyektif saya, kisah Srikandi versi Wayang Purwa relatif lebih rumit berlekuk-liku maka lebih seru ketimbang versi Mahabharata.

Nama Srikandi merupakan versi Indonesia dari Sikhandin dalam bahasa Sanskerta. Bentuk femininnya adalah Sikhandini.

Secara harfiah, kata Sikhandin atau Sikhandini berarti "memiliki rumbai-rumbai" atau "yang memiliki jambul".

Dalam lakon pewayangan Jawa, dikisahkan bahwa Srikandi lahir karena kedua orangtuanya —Prabu Drupada dan Dewi Gandawati—menginginkan kelahiran seorang anak normal.

Kedua kakak Srikandi, yaitu Drupadi dan na Drestayuma dilahirkan melalui puja semadi. Drupadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestayumana.

Sejak remaja, Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan serta mahir dalam menggunakan senjata panah.

Kemahiran memanah didapat Srikandi ketika berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya.

Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh keturunan. Srikandi menjadi suri teladan prajurit Wanita yang bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan keputren Madukara dengan segenap isinya.

Dalam Bharatayudha, Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Kurawa.

Dengan hujanan panah, Srikandi dapat mengalahkan Resmi Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, putri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang dendam kepada Bisma Dewabrata.

Dalam akhir riwayat Srikandi versi Wayang Purwa maupun Mahabharata dikisahkan bahwa satu-satunya Senapatiwati Pandawa ini tewas secara curang dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayuda.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com