Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Radio pada Masa Kemerdekaan

Kompas.com - 09/07/2023, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Selain untuk menghibur para pendengar, radio juga memiliki peranan lain yang tidak kalah penting, khususnya pada masa kemerdekaan.

Baca juga: Media yang Digunakan untuk Menulis pada Zaman Prasejarah dan Sejarah

Peran radio pada masa kemerdekaan adalah untuk menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Sebelum Soekarno membacakan teks proklamasi, para pemuda di Jakarta sudah berencana untuk menyebarluaskan kabar bahagia tersebut.

Sejumlah tokoh pemuda di Jakarta yang menyebarkan berita proklamasi adalah Sukarni, Supardjo, dan B.M. Diah.

Mereka menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan mobil, sepeda, dan bahkan berjalan kaki.

Sementara itu, Supardjo yang bekerja di Balai Pustaka mencetak puluhan ribu salinan naskah proklamasi untuk disebarkan ke berbagai daerah.

Peran yang sama juga dilakukan oleh BM Diah yang diminta menggunakan percetakan Asia Raya untuk mencetak ratusan ribu eksemplar salinan naskah proklamasi.

Usai pembacaan teks proklamasi di Jakarta, berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia langsung menyebar ke Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Lebih lanjut, radio juga digunakan agar berita proklamasi dapat menjangkau wilayah yang lebih luas.

Baca juga: Mengapa Berita Proklamasi Diterima Tidak Bersamaan di Berbagai Daerah?

Berita tentang kemerdekaan Indonesia pertama kali disiarkan lewat Kantor Berita Domei pada 17 Agustus 1945, setelah Soekarno membacakan naskah proklamasi.

Pada saat itu, Redaktur Tetap sekaligus Wakil Direktur Kantor Berita Antara, Adam Malik, menelepon Kantor Domei untuk menginstruksikan penyebaran berita proklamasi dengan pesan, “jangan sampai gagal”.

Telepon tersebut diterima oleh wartawan Asa Bafaqih yang kemudian menyampaikan pesan dari Adam Malik kepada Pangulu Lubis.

Setelah itu, Pangulu Lubis mengirim berita proklamasi ke bagian radio. Ia meminta agar Radio Domei menyelipkan pesan penting itu di sela-sela berita lainnya.

Sayangnya, Jepang mengetahui hal tersebut dan kemudian melarang Kantor Berita Domei untuk menyebarkan berita proklamasi.

Akan tetapi, Syahruddin yang merupakan wartawan Kantor Berita Domei tetap menyerahkan teks proklamasi untuk disiarkan di Radio Domei.

Waidan B Palenewan, kepala bagian Radio Domei kemudian memerintahkan seorang markonis bernama F Wuz untuk menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia sebanyak tiga kali.

Namun, baru dua kali tersiar, Jepang mengetahuinya dan segera menghentikan siaran tersebut.

Kendati demikian, berita proklamasi telah berhasil menyebar dengan cepat ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri, seperti Amerika Serikat, India, dan Australia.

 

Referensi:

  • Kurnia dan Suryana. Sejarah. Indonesia: Yudhistira Ghalia Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com