Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Daur Ulang Kertas, Selalu Menyasar Nilai Ekonomis

Kompas.com - 11/05/2023, 22:30 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Daur ulang kertas dalam perjalanan sejarahnya selalu menyasar nilai ekonomis.

Kertas hasil daur ulang bisa menjadi barang yang memiliki nilai jual tinggi semisal buku catatan, kantong kertas, piranti penyangga ponsel atau handphone stand.

Contoh produk hasil daur ulang Karton Bekas Minum (KBM) Tetra Pak antara lain kantong kertas, mobile phon stand atau penyangga ponsel, maupun kertas coret-coretan.Tetra Tetra Pak Contoh produk hasil daur ulang Karton Bekas Minum (KBM) Tetra Pak antara lain kantong kertas, mobile phon stand atau penyangga ponsel, maupun kertas coret-coretan.

Lintasan sejarah daur ulang kertas berawal dari Jepang.

Masa itu adalah abad ke-11 Masehi.

Sudah barang tentu, daur ulang kertas di masa awal memanfaatkan teknologi sederhana.

Laman Kompas.com edisi 12 Januari 2023 menyebut bahwa limbah kertas dari tahun ke tahun meningkat.

Usai 2022 misalnya, 15 persen dari 70 juta ton sampah di Indonesia adalah kertas.

Baca juga: Tetra Pak Fokus Bisnis Berkelanjutan, Daur Ulang Kemasan Bekas Minum

Daur ulang kertas

Perkembangan teknologi daur ulang kertas juga menyebut tokoh Mathias Koops pada 1800-an.

Pada periode ini, daur ulang kertas menggunakan sistem penghilangan tulisan pada limbah kertas.

Sesudah itu, kertas yang sudah bersih dari tulisan akan digunakan kembali.

Sementara, di era abad ke-21, daur ulang kertas memiliki tiga langkah teknologi modern.

Pertama, tahap pengumpulan kertas.

Kedua, tahap penghancuran menjadi bubur kertas.

Kemudian, tahap pembuatan kembali menjadi kertas daur ulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com