KOMPAS.com - Kue wingko babat kini menjadi kuliner khas Kota Semarang.
Wingko babat dalam catatan sumber literatur di laman Kompas.com pada 16 Februari 2021 amat mudah dibuat dengan paduan berbagai rasa mulai dari durian, coklat, keju, nangka, kelapa muda, dan lain sebagainya.
Wingko babat, penganan enak dari racikan tepung beras ketan, gula, dan kelapa muda ini bahkan berstatus warisan budaya tak benda.
Wingko babat
Perjalanan wingko babat sejatinya berawal dari Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Lantas, nama pasangan suami istri keturunan China asal Babat, Loe Soe Siang dan Djoa Kiet Nio menjadi pelopor pembuatan wingko babat.
Tahunnya, 1898.
Kata "wingko" merujuk pada racikan bahan makanan camilan itu.
Sementara "babat" adalah kecamatan asal tempat tinggal kedua pasangan suami istri tersebut.
Loe Soe Siang dan Djoa Kiet Nio, selanjutnya, meneruskan bisnis kepada kedua anak mereka.
Anak pertama bernama Loe Lan Ing.
Anak kedua bernama Loe Lan Hwa.
Baca juga: Wingko Tidar Magelang, Wingko Babat Kemasan Vakum untuk Oleh-oleh
Waktu berlalu.
Loe Lan Hwa bersama suaminya, The Ek Tjong mengungsi ke Semarang pada 1944.
Kala itu, saat penjajahan Jepang, kerusuhan melanda Babat.