Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chaerul Saleh, Pejuang Kemerdekaan yang Mati Tanpa Kejelasan

Kompas.com - 14/12/2022, 23:55 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Chaerul Saleh adalah salah satu tokoh penting yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Ia termasuk dalam golongan muda yang mengupayakan proklamasi kemerdekaan Indonesia segera dikumandangkan tanpa menunggu Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, Chaerul Saleh beberapa kali menjabat sebagai menteri, sebagai wakil perdana menteri, sekaligus ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).

Namun, setelah peristiwa G30S, ia masuk daftar hitam pemerintah karena dicurigai terlibat dalam upaya kudeta yang gagal tersebut.

Chaerul Saleh akhirnya meninggal pada 1967, ketika masih masih berstatus sebagai tahanan yang tidak pernah mendapat penjelasan resmi mengenai alasan penahanannya.

Berikut biografi singkat Chaerul Saleh.

Baca juga: Mengapa Golongan Pemuda Menolak Proklamasi lewat PPKI?

Riwayat pendidikan

Chaerul Saleh Datuk Paduko Rajo lahir pada 13 September 1916 di Sawahlunto, Sumatera Barat.

Ia adalah putra seorang dokter bernama Achmad Saleh dan Zubaidah binti Ahmad Marzuki.

Chaerul Saleh kecil mengenyam pendidikan di ELS (Europe Lagere School), sebelum melanjutkan ke HBS (Hoge Burgerlijke School) di Medan.

Menginjak usia 18 tahun, ia pindah ke Jakarta dan meneruskan sekolah di Koning Willem Drie (KW III).

Pada 1937, Chaerul Saleh melanjutkan pendidikan di Rechts Hoge School (Sekolah Tinggi Hukum), tetapi studinya terganggu oleh kegiatan politiknya.

Pasalnya, pada masa ini, ia bergabung dengan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), yakni perkumpulan dari para mahasiswa di Jakarta dan Bandung yang terbentuk sebelum Sumpah Pemuda.

Dalam perkembangannya, Chaerul Saleh yang dikenal pemberani, militan, dan tegas, tidak hanya menjadi anggota PPPI tetapi dipercaya menjadi sekretaris bahkan ketua organisasi.

Baca juga: Soebandrio, Loyalis Soekarno yang Habiskan 29 Tahun di Penjara

Peran Chaerul Saleh dalam proklamasi

Ketika Belanda terusir dari Indonesia pada 1942, Chaerul Saleh menyusup ke Jawatan Propaganda Jepang dan mendapat kedudukan sebagai penasihat.

Ia merupakan sosok pejuang yang secara gigih menentang kolonialisme dan imperialisme di tanah air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com