Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedukan Bukit, Prasasti yang Paling Terkenal dari Kerajaan Sriwijaya

Kompas.com - 10/11/2022, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Prasasti Kedukan Bukit adalah prasasti yang paling terkenal dari Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Kedukan Bukit pertama kali ditemukan oleh seorang Belanda bernama C.J. Batenburg pada 29 November 1920, di Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan.

Seecara garis besar, Prasasti Kedukan Bukit ditulis pada 16 Juni 682 M, yang berarti bahwa prasasti ini baru dikeluarkan setelah penguasa Kerajaan Sriwijaya kembali ke pusat pemerintahannya.

Ukuran prasasti ini terbilang cukup kecil, yakni hanya 45 x 80 centimeter.

Baca juga: Prasasti Kedukan Bukit: Sejarah, Isi, dan Artinya

Isi prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang menggambarkan kemajuan pelayaran di Indonesia pada masa Hindu-Buddha.

Prasasti ini mengisahkan tentang keberhasilan perjalanan para penguasa Kerajaan Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang.

Isi Prasasti Kedukan Bukit terdiri dari sepuluh baris, yang ditulis menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.

Di dalam prasasti tersebut tertulis angka tahun 604 Saka (682 M).

Isi prasasti Kedukan Bukit adalah:

svasti sri sakavastitta 605 ekadasi sukla-
paksa vulan vaisakha dapunta hiyam nayik di
samvau mangalap siddhayatra di saptami suklapaksa
vulan jyestha dapunta hiyam marlapas dari minana
tamvan mamava yam vala dua laksa dangan kosa
duaratus cara di samvau danan jalan sarivu
tluratus sapulu dua vañakña datam di mata jap mukha upam
sukhacitta di pañcami suklapaksa vulan... asadha l
aghu mudita datam marvuat vanua ...
srivijaya jaya siddhayatra subhiksa nityakala!

Terjemahan dari isi Prasasti Kedukan Bukit sebagai berikut:

Selamat! Tahun Saka telah lewat 605, pada hari ke sebelas paro-terang bulan Waisakha Dapunta Hiyang naik di sampan mengambil siddhayatra.

Pada hari ke tujuh paro-terang bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga untuk membawa bala tentara 20.000 dengan perbekalan 200 peti di sampan dengan diiringi sebanyak 1312 orang berjalan kaki datang ke hulu Upang dengan sukacita.

Pada 15 hari pertama bulan asadha dengan lega gembira datang membuat benua...

srivijaya jaya siddhayatra subhiksa nityakala!

Baca juga: Kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sebagai Negara Maritim

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com