Langkah Awal Pengakuan Irak terhadap Kemerdekaan Indonesia

KOMPAS.com – Indonesia dinyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945, setelah pembacaan teks proklamasi kemerdekaan diselenggarakan.

Dengan demikian, sejak 17 Agustus 1945, Indonesia dinyatakan berdiri sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Adapun terbentuknya sebuah negara dipengaruhi oleh dua unsur. Salah satunya adalah unsur deklaratif, yakni pengakuan dari negara lain.

Salah satu negara yang mendukung dan mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Irak.

Apa langkah awal pengakuan Irak terhadap kemerdekaan Indonesia?

Baca juga: Mengapa Pengakuan Bangsa Lain Jadi Syarat Penting Berdirinya Negara?

Menjalin hubungan baru diplomatik Indonesia-Irak

Langkah awal pengakuan Irak terhadap kemerdekaan Indonesia adalah dengan menjalin hubungan baru diplomatik antara Indonesia dan Irak.

Pasca-perang dunia II, Irak menjadi salah satu negara awal yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 9 Juli 1947.

Dukungan Irak terhadap Indonesia sendiri dilatarbelakangi oleh kesamaan agama, kekeluargaan, serta adanya rasa persaudaraan.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Irak mulai terjalin pada 1950, dengan ditandatanganinya sekitar 15 perjanjian untuk meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara.

Indonesia memiliki kedutaan besar di Bagdad dan Irak juga memiliki kedutaan besar di Jakarta.

Setelah itu, hubungan Irak dan Indonesia semakin terjalin kuat dengan bergabung ke dalam organisasi kerja sama Islam (OKI).

Tujuan Indonesia-Irak bergabung dalam OKI adalah untuk memperkuat solidaritas Islam, memperkuat kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan Iptek.

Hubungan kuat antara Indonesia-Irak pun terus berlanjut.

Pemerintah Indonesia dan masyarakat sempat menolak kampanye militer Amerika Serikat terhadap Irak pada 2003.

Pada 9 Februari 2003, sebanyak lebih dari 50.000 orang Indonesia membanjiri jalan-jalan di Jakarta untuk melancarkan protes ancaman Amerika Serikat dari aksi militer terhadap Irak.

Baca juga: Resume Sejarah Kemerdekaan Indonesia 

Referensi:

• Lembaga Untuk Transformasi Sosial. (2007). Wacana. Jurnal Ilmu Pengetahuan Budaya. Vol. 9, No. 2, Oktober 2007, hlm. 135-261.