Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Anti Narkotika Internasional

Kompas.com - 23/06/2022, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.id

KOMPAS.com - Hari Anti Narkotika Internasional diperingati setiap tahun pada tanggal 26 Juni.

Peringatan ini dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat di dunia akan bahaya penyalahgunaan narkotika.

Menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1, narkotika merupakan zat buatan ataupun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.

Peringatan hari anti narkotika dirasa penting, karena sampai saat ini tingkat penyalahgunaannya masih tinggi.

Menurut catatan World Drugs Report 2020, terdapat sekitar 269 juta penyalahguna narkoba di dunia.

Berikut akan diulas mengenai sejarah penetapan Hari Anti Narkotika Internasional yang diperingati setiap 26 Juni.

Baca juga: Peristiwa Bersejarah di Bulan Juni

Sejarah Hari Anti Narkotika Internasional

Pada 7 Desember 1987, United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) menetapkan 26 Juni sebagai Hari Anti Narkotika Internasional.

Pemilihan tanggal 26 Juni tidak lepas dari momen pengungkapan kasus perdagangan opium di Humen, Guangdong, China, oleh Lin Zexu, seorang pejabat pada masa Dinasti Qing.

Pada 26 Juni 1839, Lin Zexu berhasil memusnahkan opium dan membuangnya ke laut.

Lin Zexu dikenal sebagai pejabat yang gigih menentang perdagangan opium di China oleh bangsa-bangsa asing.

Apabila ditelusuri sejarahnya, perdagangan opium di China telah dilakukan oleh bangsa Eropa sejak 1700-an.

Kala itu, para pedagang Eropa memperkenalkan cara mengisap opium kepada orang-orang China.

Baca juga: Monopoli Perdagangan pada Masa Penjajahan

Meski pada 1729 Kaisar Yung Cheng telah mengeluarkan larangan mengisap opium dan penjualannya di China, kecuali untuk keperluan pengobatan, nyatanya impor opium semakin naik.

Bahkan, pada 1820, penyelundupan opium di China telah mencapai 900 ton per tahun.

Penyelundupan opium membuat China semakin terpuruk, karena harta negara terus mengalir ke Inggris dan rakyatnya mengalami ketergantungan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com