Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stamp Act, Pajak Perangko untuk Menutupi Kerugian Perang Inggris

Kompas.com - 01/07/2021, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Stamp Act adalah undang-undang yang dikeluarkan Parlemen Inggris pada 22 Maret 1765 untuk mengenakan pajak pada semua dokumen yang diterbitkan di seluruh koloninya di Amerika.

Undang-undang ini dibuat oleh Inggris untuk meningkatkan pendapatan dari daerah jajahan mereka di Amerika Utara.

Menteri Keuangan Inggris, George Grenville, berharap pendapatan gabungan dari Undang-Undang Gula (1764) dan Undang-Undang Prangko (1765) ini dapat digunakan untuk melunasi hutang Inggris yang membengkak pasca memenangkan Perang Tujuh Tahun (1756-1763).

Stamp Act mendapat tentangan keras dari penduduk koloni karena dirasa sangat berat.

Akibat protes yang terus-menerus berdatangan, undang-undang ini kemudian dicabut pada 1766.

Latar belakang diberlakukan Stamp Act

Perang Tujuh Tahun (1756-1763) mengakhiri persaingan panjang antara Prancis dan Inggris untuk menguasai Amerika Utara.

Namun setelah kemenangannya, Kerajaan Inggris tetap terbebani hutang yang luar biasa besar.

Karena perang tersebut juga menguntungkan warga koloni, pemerintah Inggris beranggapan bahwa Amerika juga harus ikut menanggung sebagian dari biaya perang.

Menteri Keuangan Inggris, George Grenville, mengusulkan untuk diberlakukan Stamp Act atau Undang-Undang Prangko.

Pada 22 Maret 1765, Parlemen Inggris meloloskan undang-undang tersebut secara mudah.

Stamp Act kemudian diberlakukan mulai 1 November 1765.

Baca juga: Perang Tujuh Tahun: Latar Belakang dan Dampaknya

Pemberlakuan Stamp Act

Alih-alih memungut pajak atas barang dagangan, Undang-Undang Perangko memberlakukan pajak pada semua dokumen.

Undang-undang ini mensyaratkan bahwa, mulai musim gugur tahun 1765, semua dokumen harus dibubuhi materai berpajak yang disediakan oleh pemungut pajak.

Dokumen yang dimaksud termasuk dokumen hukum ataupun dokumen cetakan seperti surat kabar, surat wasiat, akta, pamflet, bahkan kartu remi dan dadu.

Penghasilan dari Stamp Act utamanya akan digunakan oleh Parlemen Inggris untuk mengisi kembali keuangan mereka.

Halaman:
Sumber Britannica
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Stori
Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Stori
Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Stori
Sejarah Marga Purba

Sejarah Marga Purba

Stori
Penyebab Perang Dunia I

Penyebab Perang Dunia I

Stori
Alasan Kekuasaan Mataram Islam Semakin Surut di Masa Amangkurat I

Alasan Kekuasaan Mataram Islam Semakin Surut di Masa Amangkurat I

Stori
5 Tokoh Pemberontakan DI/TII

5 Tokoh Pemberontakan DI/TII

Stori
Pembebasan Allen Pope, Intel CIA yang Terlibat Permesta

Pembebasan Allen Pope, Intel CIA yang Terlibat Permesta

Stori
Perbedaan Trikora dan Dwikora

Perbedaan Trikora dan Dwikora

Stori
Kisah Kaum Quraisy Ingin Menukar Rasulullah dengan Pemuda Tampan

Kisah Kaum Quraisy Ingin Menukar Rasulullah dengan Pemuda Tampan

Stori
Apakah Tradisi Halalbihalal Dilakukan Nabi Muhammad?

Apakah Tradisi Halalbihalal Dilakukan Nabi Muhammad?

Stori
Rendah Hati atau Rendah Diri

Rendah Hati atau Rendah Diri

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com