Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggalnya Prabu Dandhang Gendhis atau Kertajaya

Kompas.com - 29/04/2022, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prabu Dandhang Gendhis atau Sri Maharaja Kertajaya adalah raja terakhir di Kerajaan Kediri yang memerintah antara 1194-1222.

Selama menjadi penguasa Kediri, Prabu Kertajaya dikenal sebagai raja yang kejam hingga membuat rakyat dan kaum Brahmana membencinya.

Hal itu disebabkan oleh tindakan sewenang-wenangnya, yang memerintah kaum Brahmana untuk menyembahnya.

Sikapnya tersebut membuat kaum Brahmana murka dan memilih bersekutu dengan Ken Arok dari Tumapel.

Prabu Kertajaya meninggal dunia setelah dikalahkan oleh Ken Arok dalam Perang Ganter.

Baca juga: Perang Ganter, Perlawanan Ken Arok untuk Meruntuhkan Kerajaan Kediri

Pecah Perang Ganter

Di dalam Kitab Pararaton, Raja Kertajaya disebut dengan nama Prabu Dandhang Gendhis.

Selama memerintah, Prabu Kertajaya dikenal sebagai sosok kontroversial, salah satunya karena menyuruh kaum Brahmana untuk menyembahnya.

Meski diancam akan mendapat hukuman berat, kaum Brahmana menolak menyembah Prabu Kertajaya dan memilih melarikan diri ke Tumapel untuk meminta perlindungan dari Ken Arok.

Ken Arok, yang saat itu memerintah Tumapel setelah melengserkan Tunggul Ametung, adalah murid dari Lohgawe, seorang resi yang sangat dihormati di seluruh Jawa.

Ken Arok diketahui ingin melepaskan diri dari kekuasaan Kediri. Kedatangan kaum Brahmana ke Tumapel pun membuat keinginannya semakin bulat.

Ken Arok, yang menggunakan gelar Bathara Guru (nama lain Dewa Syiwa), lantas bergerak menyerang Kediri dan terjadi pertempuran di Ganter (sekitar Malang).

Baca juga: Ken Arok: Asal-usul, Pengkhianatan, dan Akhir Hidup

Kertajaya Mati

Dalam Pertempuran Ganter, pasukan Tumapel dipimpin oleh Ken Arok dan tentara Kediri di bawah pimpinan Mahisa Walungan, adik Raja Kertajaya,

Mahisa Walungan diketahui tewas di tangan Ken Arok. Terbunuhnya jenderal militernya membuat Prabu Kertajaya melarikan diri ke suatu tempat.

Dalam Kitab Negarakertagama, disebutkan bahwa Kertajaya melarikan diri dan bersembunyi ke Dewalaya atau tempat para dewa.

Baca juga: Kertajaya, Raja Terakhir Kediri yang Mengaku Dewa

Sementara itu, Kitab Pararaton menyebut bahwa Prabu Kertajaya lenyap ke alam kedewaan dan tidak meninggalkan bekas.

Peristiwa itu mengakhiri masa kekuasaan Kerajaan Kediri, yang wilayahnya kemudian menjadi bawahan Kerajaan Tumapel atau Kerajaan Singasari, yang dipimpin oleh Ken Arok.

Putra dari Raja Kertajaya, Jayasabha, kemudian diangkat oleh Ken Arok sebagai bupati Kediri pada 1222.

 

Referensi:

  • Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com