Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Achmad Soebardjo Menolak Ajakan Sutan Sjahrir

Kompas.com - 07/09/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 13 November 1945, diumumkan bentuk pemerintahan yang baru, dari presidensial menjadi parlementer. 

Dalam pembaharuan tersebut, Sutan Sjahrir pun ditunjuk sebagai perdana menteri.  

Keesokan harinya, Sjahrir secara resmi mengumumkan susunan kabinetnya, terdapat 14 jabatan menteri yang diisi oleh 11 orang.

Salah satu yang diminta Sjahrir mengisi kabinetnya adalah Achmad Soebardjo. Namun, tawaran Sutan Sjahrir ditolak oleh Achmad Soebardjo karena perbedaan pandangan politik. 

Baca juga: Achmad Soebardjo: Masa Muda, Peran, dan Perjuangan

Alasan Achmad Soebardjo Menolak Ajakan Sutan Sjahrir

Tanggal 13 November 1945, melalui sebuah siaran radio San Fransisco, seluruh dunia mengetahui kondisi politik di Indonesia tiga bulan setelah merdeka. 

Dalam keterangannya, kabinet Republik Indonesia telah mengubah bentuk pemerintahannya dari presidensial menjadi parlementer. 

Sutan Sjahrir kemudian ditunjuk sebagai perdana menteri.

Esoknya, Sutan Sjahrir secara resmi mengumumkan susunan kabinetnya, terdapat 14 jabatan menteri yang diisi oleh 11 nama, salah satunya Amir Sjarifuddin. 

Masih di hari yang sama, Sutan Sjahrir pergi menemui Achmad Soebardjo di kediamannya. 

Kedua tokoh ini terlibat dalam perbincangan yang panjang perihal kondisi pemerintahan beserta masalah-masalah di dalamnya. 

Sjahrir pun menawarkan kepada Achmad Soebarjo untuk turut berkiprah dalam kabinetnya sebagai Wakil Menteri Luar Negeri. 

Namun, ajakan Sutan Sjahrir tersebut ditolak oleh Achmad Soebardjo, karena perbedaan pandangan politik. 

Sutan Sjahrir memiliki pola pikir yang sangat Eropa. 

Revolusi yang ia percayai berasal dari revolusi sosialis internasional yang demokratis, antibangsawan, dan antifasis. 

Kondisi ini yang kemudian membuat Sjahrir kesulitan untuk memahami berbagai tindakan yang dilakukan rakyat semasa perjuangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com