KOMPAS.com - Persediaan akhir adalah salah satu aspek vital dalam mengelola bisnis. Persediaan akhir merupakan jumlah barang atau bahan mentah yang tersisa di akhir periode akuntansi.
Hal ini penting untuk mengetahui nilai persediaan yang masih belum terjual atau digunakan dalam proses produksi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga metode perhitungan persediaan akhir yang berbeda: metode laba kotor, metode retail, dan metode work in process.
Baca juga: Persediaan: Pengertian, Jenis, dan Biayanya
Dilansir dari laman Investopedia, persediaan akhir adalah nilai barang yang masih tersedia untuk dijual dan dipegang oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi.
Nilai dari persediaan akhir dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode penilaian.
Meskipun jumlah fisik unit dalam persediaan akhir adalah sama dengan metode apa pun, nilai dari persediaan akhir dipengaruhi oleh metode penilaian persediaan yang dipilih oleh manajemen.
Secara umum, sistem yang digunakan untuk menentukan nilai persediaan akhir adalah sistem periodik dan sistem perpetual. Berikut penjelasannya:
Dalam sistem ini, persediaan fisik dihitung secara manual di akhir setiap periode akuntansi, biasanya bulanan atau tahunan. Penyesuaian dilakukan untuk menghitung nilai persediaan akhir.
Terdapat tiga metode dalam proses sistem periode, yaitu:
First in, first out (FIFO) mengasumsikan bahwa barang tertua yang dibeli oleh perusahaan digunakan dalam produksi barang yang dijual paling awal. Sederhananya, metode ini mengasumsikan barang pertama yang dipesan dijual terlebih dahulu.
LIFO mengasumsikan bahwa barang terbaru yang dibeli oleh perusahaan digunakan dalam produksi barang yang dijual paling awal pada periode akuntansi. Dengan kata lain, diasumsikan barang terakhir yang dipesan terjual terlebih dahulu.
Metode biaya rata-rata tertimbang menetapkan biaya untuk mengakhiri persediaan dan HPP berdasarkan total harga pokok yang dibeli atau diproduksi dalam suatu periode dibagi dengan jumlah total barang yang dibeli atau diproduksi.
Baca juga: 5 Perbedaan Metode Periodik dan Perpetual dalam Pencatatan Persediaan
Dalam sistem ini, persediaan tercatat secara real-time dengan bantuan teknologi. Setiap transaksi pembelian atau penjualan dicatat secara langsung ke dalam sistem, sehingga nilai persediaan akhir dapat dipantau secara akurat setiap saat.
Terdapat tiga metode perhitungan persediaan akhir yang berbeda, yaitu:
Metode ini menghitung persediaan akhir dengan memperhitungkan marjin laba kotor. Dalam perhitungan ini, nilai persediaan diukur dengan memperhitungkan selisih antara harga jual dan biaya produksi.