KOMPAS.com - Jangkrik merupakan salah satu serangga yang dapat ditemui dengan mudah di Indonesia.
Dilansir dari buku Budidaya Jangkrik dari Rumah (2021) oleh Ishan Latif, jangkrik dapat dikenali karena mengeluarkan suara nyaring saat malam hari.
Bagi manusia, suara jangkrik bermanfaat karena dapat menakuti tikus di rumah.
Berikut penjelasan rinci mengenai klasifikasi jangkrik:
Baca juga: Tipe Mulut Penggigit pada Serangga
Apabila dilihat dari taksonominya, jangkrik termasuk dalam famili Gryllidae yakni salah satu anggota dari ordo Orthoptera.
Pada famili tersebut, setidaknya terdapat sekitar 900 spesies serta terbagi menjadi 21 genus.
Di Indonesia sendiri terdapat 123 spesies jangkrik.
Dikutip dari buku Milenial Beternak Jangkrik (2021) oleh Hindun Syarifah, jangkrik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Baca juga: 5 Jenis Larva Serangga
Siklus hidup jangkrik sangat unik sekali berbeda dengan siklus hidup insekta lainnya.
Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Hal ini dikarenakan jangkrik tidak melewati tahapan larva dan pupa.
Metamorfosis jangkrik dimulai dari telur, kemudian telur menetas menjadi nimfa. Nimfa bertambah besar dan perlahan berkembang menjadi jangkrik dewasa.
Baca juga: 8 Fakta soal Serangga Kunang-kunang
Nimfa mencapai tahap dewasa setelah 6-8 minggu dan dalam waktu 24-72 jam, setelah jangkrik dewasa aktivitas kawinnya dimulai.
Kemudian, dalam waktu 24-48 jam setelah kawin, jangkrik betina bertelur di tempat yang telah disediakan.
Pada suhu optimal, telur akan menetas 11-15 hari dan memulai siklus sebagai nimfa kembali.
Itulah penjelasan mengenai nama famili dari jangkrik beserta siklus hidupnya.
Baca juga: Mengapa Serangga Bisa Berjalan Di Atas Air?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.