Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Taksonomi Bloom, Tujuan, dan Langkahnya

Kompas.com - 09/09/2023, 05:30 WIB
Rahma Atillah,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran yang ditentukan dapat tercapai, yang mana hasilnya nanti akan digunakan untuk merefleksikan dan menganalisis proses pembelajaran yang telah dilalui.

Penggunaan alat evaluasi pembelajaran ini sangat diperlukan dalam pembelajaran sebagai parameter pencapaian hasil belajar yang telah dilaksanakan.

Untuk itu, lahirlah taksonomi dalam bidang pendidikan yang membantu dalam mengklasifikasikan tujuan pembelajaran serta pengukuran hasil belajar berdasarkan ranahnya masing-masing.

Baca juga: Pengertian Hasil Belajar dan Faktor yang Memengaruhinya

Pengertian taksonomi bloom

Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) yang mengidentifikasi keterampilan berpikir mulai dari jenjang yang rendah hingga ke jenjang yang tinggi. 

Taksonomi dalam pendidikan pertama kali dicetuskan oleh seorang psikologi pendidikan Benjamin S. Bloom, sehingga dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom. 

Pada hakikatnya Taksonomi Bloom adalah suatu sistem pengelompokan perilaku belajar peserta didik yang terukur dan dapat diamati, yang bertujuan untuk membantu perencanaan dan penilaian hasil belajar.

Taksonomi dalam bidang pendidikan yang digunakan sebagai penentu tujuan pembelajaran atau target pembelajaran yang hendak dicapai melalui proses belajar.

Baca juga: 2 Dimensi Hasil Belajar (Taksonomi Bloom)

Teori Bloom

Teori bloom pada dasarnya adalah mengklasifikasikan tujuan atau target pembelajaran ke ranah-ranah tertentu, mulai dari level yang rendah hingga ke level yang tinggi.

Pada awal penyusunannya, Bloom merumuskan dua ranah pembelajaran yaitu ranah kognitif yang mencakup kegiatan otak atau pengetahuan, dan ranah afektif yang mencakup perilaku terkait emosional atau sikap.

Kemudian pada tahun 1966, Simpson merumuskan satu domain untuk melengkapi taksonomi yang dicetuskan oleh Bloom, yaitu domain psikomotor yang terdiri dari keterampilan fisik dan motorik seseorang.

Seiring berjalannya waktu, taksonomi bloom terus megalami revisi oleh para ahli untuk menyempurnakannya dan mengarah ke penilaian yang lebih spesifik.

Saat ini, taksonomi bloom yang digunakan sudah versi revisi dari model taksonomi bloom sebelumnya, di mana taksonomi bloom memusatkan perhatiannya pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Baca juga: Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Tujuan taksonomi bloom

Taksonomi Blom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan, sebagaimana pendapat Bloom bahwa tujuan pendidikan harus mampu mencapai ketiga ranah yang ditentukan.

Adapun tujuan merumuskan taksonomi bloom antara lain:

  • Dapat membantu mengukur tujuan yang dicapai
  • Sebagai acuan untuk mengelompokkan kompetensi yang dituju
  • Digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional
  • Sebagai pemetaan konsep dalam materi pembelajaran
  • Sebagai acuan menentukan level kognitif suatu materi pembelajaran
  • Dapat menjadi parameter pencapaian hasil belajar

Maka dapat disimpulkan bahwa taksonomi bloom telah memengaruhi pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan kurikulum serta desain pembelajaran.

Baca juga: Mengenal Kurikulum Merdeka dan Peran Gurunya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com