Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Stigma merupakan ketidaksetujuan seseorang maupun sekelompok orang berdasarkan karakteristik tertentu yang membedakan atau keberadaan kelompok tersebut menjadi tidak diinginkan di lingkungan masyarakat.
Dilansir dari jurnal Faktor-faktor yang Memengaruhi Stigma dan Diskriminasi kepada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) oleh petugas kesehatan: kajian literatur (2012) oleh Tri Paryati dan kawan-kawan, berikut faktor-faktor yang memengaruhi stigma, yaitu:
Semakin tinggi usia seseorang maka semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa dan dapat berpikir rasional, bijaksana, mampu mengendalikan emosi, pengalaman yang banyak dan pengetahuan yang tinggi dan terbuka terhadap pandangan orang lain.
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh usia, semakin bertambahnya usia seseorang akan berpengaruh terhadap pola pikir serta pengetahuan akan sesuatu hal.
Jenis kelamin adalah salah satu variabel individu yang dapat mempengaruhi seseorang. Perempuan memiliki peluang lebih besar dari pada laki- laki untuk memberikan stigmatisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Ibikunle dan Nwokeji (2017) menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan memiliki kecenderungan lebih tinggi menjaga jarak sosial dari pada laki-laki.
Baca juga: 4 Dimensi Stigma
Tingkat pendidikan dapat memengaruhi stigma. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan pengetahuan yang baik dapat mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan yang lebih baik dan menyeleksi perbuatan yang sesuai untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat, sehingga dapat mengurangi stigma masyarakat.
Lingkungan pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dan lama kerja seseorang merupakan proses pengembangan perilaku dan sikap dalam mengambil keputusan sehingga dapat menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi .
Pengetahuan berpengaruh tentang bagaimana individu akan bersikap terhadap penderita penyakit. Kurangnya pengetahuan tentang mekanisme penularan virus, membuat orang bersikap negatif terhadap kelompok sosial.
Persepsi sangat mempengaruhi orang dalam bersikap dan berperilaku terhadap seseorang. Masyarakat mempercayai bahwa penyakit dapat ditularkan melalui percikan bersin atau batuk
Pelatihan tenaga kesehatan tidak hanya meningkatkan pengetahuan tetapi juga meningkatkan sikap yang lebih baik.
Baca juga: Pengertian Stigma Menurut Ahli
Faktor lain yang memengaruhi stigma, disadur dari jurnal Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stigma terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) (2017) oleh Febrianti Maharani, yakni:
Stigma terbentuk karena ketidaktahuan, kurangnya pengetahuan tentang sebuah penyakit dan kesalahpahaman tentang penularan penyakit.