Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Fosil sudah ditemukan manusia setidaknya sejak 30 ribu tahun yang lalu. Ada beberapa penemunya yang menganggap bahwa fosil memiliki keuatan magis.
Para pemburu dari zaman es, misalnya. Mereka membuat kalung dari fosil yang ditemukan karena percaya bahwa itu bisa melindunginya.
Sebenarnya, apa itu fosil?
Kata 'fosil' berasal dari bahasa Latin, fossillis, berarti menggali.
Fosil adalah sisa, jejak, atau bekas tumbuhan, hewan, dan organisme yang membatu, karena telah melalui berbagai proses kimiawi dan fisika di dalam Bumi.
Biasanya fosil ditemukan di dalam batuan sedimen. Adapun, ilmu yang mempelajari fosil disebut paleontologi.
Baca juga: Definisi Fosil, Jenis, dan Prosesnya
Fosil terbentuk lewat proses fosilisasi. Terjadi karena adanya penimbunan sisa hewan dan tumbuhan yang terakumulasi.
Kemudian sisa tersebut mengendap dalam sedimen atau endapan lainnya, baik yang mengalami pengawetan maupun tidak.
Berikut beberapa syarat fosilisasi atau proses pembentukan fosil:
Fosilisasi terjadi ketika suatu organisme mati, dan bangkainya terkubur. Secara perlahan, organisme itu akan berubah menjadi fosil.
Biasanya hanya bagian terkeras saja, seperti cangkang atau tulang. Kadang bangkai tersebut perlahan-lahan membatu.
Molekul aslinya digantikan oleh berbagai jenis mineral, seperti kalsit atau besi pirit. Namun, ada pula beberapa fosil yang masih mengandung sebagian besar molekul aslinya.
Baca juga: Fosil Manusia Purba Pertama yang Ditemukan di Indonesia