Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin

Kompas.com - 28/10/2022, 08:30 WIB
Silmi Nurul Utami

Editor

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Bagaimanakah kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin?

Berikut gambaran kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin yang dilihat dari aspek sosial, pendidikan, dan kebudayaan!

Kehidupan Sosial

Dinamika politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin berupa persaingan antarkekuatan politik yang ada berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia waktu itu.

Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama- Komunis) yang diciptakan Presiden Soekarno sangat menguntungkan PKI dan membuat kedudukannya di Indonesia semakin kuat.

Baca juga: Demokrasi Terpimpin (1957-1965): Sejarah dan Latar Belakangnya

Melalui Nasakom PKI berupaya agar seluruh aspek kehidupan masyarakat termasuk bidang sosial, pendidikan, dan seni budaya berada di bawah dominasi politiknya.

Kampus dijadikan sebagai sarana politik, mahasiswa yang tidak ikut dalam rapat umum atau demonstrasi-demonstrasi dianggap sebagai lawan.

Media komunikasi massa seperti surat kabar yang menentang dominasi PKI dicabut surat izin terbitnya.

Dengan demikian surat kabar dikuasai oleh surat kabar PKI seperti Harian Rakyat, Bintang Timur, dan Warta Bhakti.

Baca juga: PKI dan Perjuangan Pergerakan Nasional

Pendidikan

Pada 1950-an, murid-murid sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas jumlahnya banyak sekali dan sebagian besar mengharapkan menjadi mahasiswa.

Supaya mereka dapat melanjutkan pendidikan, pemerintah menetapkan kebijakan untuk mendirikan universitas baru di setiap ibu kota provinsi dan menambah jumlah fakultas di universitas- universitas yang sudah ada.

Untuk memenuhi keinginan umat Islam didirikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), adapun untuk murid-murid yang beragama Kristen Protestan dan Katolik didirikan Sekolah Tinggi Theologia dan seminari-seminari.

Selanjutnya, didirikan pula perguruan tinggi-perguruan tinggi Islam, Kristen dan Katholik, seperti Universitas Islam Indonesia, Universitas Kristen Indonesia, serta Universitas Katolik Atmajaya. Tercatat pada 1961 telah berdiri sebanyak 181 buah perguruan tinggi.

Baca juga: Dampak Demokrasi Terpimpin di Berbagai Bidang

Pada tahun 1962 sistem pendidikan SMP dan SMA mengalami perubahan.

Dalam kurikulum SMP ditambahkan mata pelajaran Ilmu Administrasi dan Kesejahteraan Masyarakat, dan di SMA dilakukan penjurusan mulai kelas II, jurusan dibagi menjadi kelas budaya, sosial, dan ilmu alam.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com