Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Tsunami adalah serapan dari bahasa Jepang, berarti gelombang pelabuhan. Tsunami sering kali terjadi akibat gempa bumi.
Menurut Siti Dahlia dan Wira Fazri Rosyidin dalam Modul Pembelajaran Geografi Kebencanaan (2021), tsunami adalah gelombang transien (berlangsung sangat cepat dan singkat) yang terjadi karena aktivitas tektonik atau letusan gunung api dasar laut.
Tingkat kedalaman laut sangat memengaruhi besarnya gelombang tsunami. Karena kecepatan gelombang tsunami cenderung menurun seiring berkurangnya kedalaman laut.
Berdasarkan proses terjadinya, ada empat penyebab terjadinya tsunami:
Kecepatan gelombang tsunami tergantung kedalaman laut. Misalnya, laut dengan kedalaman tujuh ribu meter, kecepatannya bisa mencapai 942,9 kilometer/jam.
Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun, tinggi gelombang saat di tengah laut biasanya tidak lebih dari 60 sentimeter. Sehingga, kapal yang sedang berlayar di atasnya jarang merasakan tsunami.
Proses terjadinya tsunami di Indonesia ada yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Baca juga: 4 Faktor Penyebab Terjadinya Tsunami
Letusan Gunung Krakatau pada 1883, menimbulkan gelombang tsunami setinggi 12 lantai gedung, di daerah Lampung dan Banten. Akibatnya, lima ribu kapal hancur, pulau kecil tenggelam, dan hampir 36.000 orang tewas.
Penyebab tsunami lainnya adalah longsor bawah laut. Disebabkan oleh pergerakan besar pada kerak Bumi yang sering terjadi di perbatasan antarlempeng tektonik.
Sederhananya, longsor ini terjadi karena adanya tabrakan antara lempeng samudra dengan benua. Tsunami yang terjadi karena longsoran bawah laut disebut tsunamic submarine.
Misalnya, longsoran es dan batuan jatuh ke Teluk Lituya di Alaska pada 1958 yang menyebabkan tsunami.
Tinggi gelombang saat itu sekitar 350 sampai 500 meter, dan melanda lereng gunung, pepohonan, dan semak belukar. Tsunami tersebut menewaskan dua orang pemancing ikan.
Merupakan salah satu penyebab utama terjadinya tsunami. Gempa merupakan pergerakan lempeng yang memungkinkan terjadinya gesekan atau tumbukan antarlempeng.
Gesekan atau tumbukan tersebut membuat salah satu lempeng mengalami kenaikan dan lainnya penunjaman.
Baca juga: Syarat Terjadinya Tsunami Akibat Gempa Bumi