Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Nasional di 10 Negara ASEAN

Kompas.com - 04/08/2022, 16:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Hampir setiap negara memiliki bunga nasional yang dijadikan sebagai identitas negara tersebut, begitu pun dengan 10 negara di ASEAN. 

Biasanya bunga yang dijadikan bunga nasional adalah bunga yang paling dihargai warga negaranya, selain itu menjadi tanaman asli dari negara tersebut.

10 negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapur, Filipina, Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Brunei Darussalam. 

Berikut bunga-bunga nasional yang ada di 10 negara anggota ASEAN, yaitu: 

Baca juga: Keuntungan Letak Geografis ASEAN

Indonesia

Indonesia memiliki banyak keberagaman di antaranya adalah flora endemik yang menjadi ciri khas dan keunikan nusantara.

Dari keberagaman flora tersebut tiga di antaranya dijadikan bunga nasional Indonesia yaitu, bunga melati putih (puspa bangsa), bunga anggrek bulan (puspa pesona), dan bunga padma raksasa (puspa langka). Berikut penjelasannya: 

Melati putih (Puspa bangsa)

Melati putih yang bernama ilmiah Jasminum sambac ini sering dijumpai di seluruh pelosok nusantara. Melati putih terkenal dengan aromanya yang semerbak.

Melati putih termasuk kelompok tanaman perdu memiliki batang bulat berkayu, daun pada bunga berjenis tunggal di mana tangkai daun terlihat pendek.

Bunga ini banyak ditemukan di wilayah beriklim tropis. Secara filosofis, melati putih merupakan lambang dari kesucian, keanggunan, kesederhanaan, dan ketulusan.

Warna putih pada melati melambangkan kesucian, melati putih juga menjadi elemen penting di setiap acara adat di nusantara.

Anggrek bulan (Puspa pesona)

Anggrek bulan yang bernama ilmiah Phalaenopsis ini dikenal dengan warnanya yang indah, bunga ini juga memiliki ciri khas dengan bentuk kelopak yang besar, daun yang lebar, serta tangkai hitam yang kuat.

Meski tidak memiliki aroma wangi, pesona kecantikan dan warna yang menarik dari anggrek dapat memikat hati setiap orang yang melihatnya.

Baca juga: ASEAN Free Trade Area (AFTA): Sejarah, Tujuan, dan Dampaknya

Padma raksasa (Puspa langka)

Padma raksasa yang bernama ilmiah Rafflesia Arnoldi ini berukuran besar diameternya bisa mencapai 100 sentimeter dan berat 10 kilogram. Padma raksasa  banyak terdapat di Provinsi Bengkulu.

Bunga ini mempunyai keunikan karena menghasilkan bau busuk yang dapat menarik serangga penyerbuk seperti lalat. Padma raksasa pada umumnya berumur sangat singkat, hanya bisa bertahan hidup 5-7 hari kemudian layu dan mati.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Air Termasuk Zat Tunggal?

Mengapa Air Termasuk Zat Tunggal?

Skola
Garam Dapur Termasuk Senyawa Organik atau Anorganik?

Garam Dapur Termasuk Senyawa Organik atau Anorganik?

Skola
Fungsi Batang pada Tumbuhan

Fungsi Batang pada Tumbuhan

Skola
Apa Fungsi Air Ketuban pada Kehamilan?

Apa Fungsi Air Ketuban pada Kehamilan?

Skola
Pengertian, Sifat, dan Contoh dari Bilangan Berpangkat

Pengertian, Sifat, dan Contoh dari Bilangan Berpangkat

Skola
Apa Nama Benda Langit yang Berkelip Pada Malam Hari?

Apa Nama Benda Langit yang Berkelip Pada Malam Hari?

Skola
Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Skola
5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

Skola
Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Skola
Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Skola
Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Skola
Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Skola
Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Skola
Mengenal Tokoh Rahwana

Mengenal Tokoh Rahwana

Skola
Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com