Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenis Paradigma Penelitian

Kompas.com - 08/03/2022, 15:00 WIB
Raisa Zakiah,
Vanya Karunia Mulia Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Paradigma adalah cara pandang dasar mengenai ilmu dan teori yang sudah ada.  

Awalnya paradigma dalam ilmu pengetahuan dikembangkan oleh Thomas S. Kuhn dalam karyanya yang berjudul The Structure Of Scientific Revolution (1962) dan The Essential Tension: Selected Studies In Scientific Tradition And Change (1977).

Paradigma juga bisa diartikan sebagai konsensus dari ilmuwan tertentu yang kemudian dijadikan suatu komunitas oleh ilmuwan lain.

Dalam sebuah penelitian, agar menjadi sebuah substansi, paradigma memiliki dua karakteristik, yakni:

  • Menawarkan unsur terbaru yang dapat menarik pengikutnya keluar dari metode penelitian sebelumnya.
  • Menawarkan persoalan terbaru yang masih belum terselesaikan.

Sebuah objektivitas ilmu tidak akan bersifat otoritatif dengan sebuah alasan kebenaran.

Ilmu pengetahuan sebagai representasi kebenaran dan fenomena yang ada dan bersifat dinamis, makin terbarukan karena menggunakan temuan ilmiah baru yang berlandaskan pada apa yang benar menurut paradigma lama. Namun, berdasarkan paradigma baru, kebenaran tersebut belum tentu ada.

Baca juga: Proposal Penelitian: Pengertian, Tujuan, Jenis, Penulisan, dan Cara Membuatnya

Aspek paradigma dapat dilihat dari asumsi metateoritikal yang dapat mendasari isi paradigma tersebut. Itulah alasan pembedaan paradigma yang satu dan lainnya.

Dilansir dari Scientific Inquiry in Social Work, paradigma dalam ilmu sosial dibagi menjadi empat, yaitu:

  1. Paradigma positivistik
  2. Paradigma interpretif
  3. Paradigma kritis
  4. Paradigma postmodern.

Paradigma positivistik

Yaitu paradigma yang hadir paling awal dalam ilmu pengetahuan. Paradigma ini memiliki pendekatan yang mampu menjelaskan hubungan sosial dengan pemikiran rasional.

Paradigma positivistik juga mengukur secara obyektif lewat eksperimen, berupa survei yang biasanya dilakukan dengan pendekatan kuantitatif.

Paradigma interpretif

Paradigma ini hadir karena timbulnya ketidakpuasan terhadap suatu pandangan yang dikembangkan oleh paradigma positivistik, khususnya mengenai realitas.

Karena realitas merupakan suatu hal yang dapat dikonstruksikan oleh individu serta keterlibatannya dalam sebuah penelitian.

Ketika melakukan observasi, peneliti hendaknya berperilaku secara detail dan terperinci. Biasanya metodologi dalam paradigma ini harus dilakukan di lapangan atau alam, supaya bisa mengungkapkan sebuah fenomena secara keseluruhan.

Baca juga: Jenis-Jenis Metode Penelitian

Paradigma kritis

Paradigma kritis tidak sekadar menggunakan teori untuk menjelaskan sebuah realitas sosial, tetapi juga membongkar ideologi yang sudah ada.

Secara ontologi, realisme historis terlihat dari sebuah proses sejarah sosial. Dari sisi epistemologi, pemahaman mengenai realitas temuan dikaitkan dengan nilai tertentu. Secara metodologi, suatu tafsiran ditekankan dengan obyek penelitian.

Paradigma postmodern

Paradigma ini hadir karena adanya kelemahan dari tiga paradigma sebelumnya, yakni positivistik, interpretif, dan kritis. Kelahiran paradigma ini turut didukung oleh teknologi terbaru dan canggih.

Teori ini membuang metode dan teori dominan mengenai modernitas, yang kemudian digantikan oleh metode post struktural.

Berdasarkan aksiologi, paradigma postmodern ini menekankan peran role of value yang didasarkan pada fenomena yang diinvestigasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bagaimana Masyarakat dapat Terbentuk?

Bagaimana Masyarakat dapat Terbentuk?

Skola
Mengapa Peta menjadi Hal Penting Menurut Claudius Ptolomeus?

Mengapa Peta menjadi Hal Penting Menurut Claudius Ptolomeus?

Skola
5 Kekurangan Perseroan Terbatas (PT)

5 Kekurangan Perseroan Terbatas (PT)

Skola
Mengapa Air Termasuk Zat Tunggal?

Mengapa Air Termasuk Zat Tunggal?

Skola
Garam Dapur Termasuk Senyawa Organik atau Anorganik?

Garam Dapur Termasuk Senyawa Organik atau Anorganik?

Skola
Fungsi Batang pada Tumbuhan

Fungsi Batang pada Tumbuhan

Skola
Apa Fungsi Air Ketuban pada Kehamilan?

Apa Fungsi Air Ketuban pada Kehamilan?

Skola
Pengertian, Sifat, dan Contoh dari Bilangan Berpangkat

Pengertian, Sifat, dan Contoh dari Bilangan Berpangkat

Skola
Apa Nama Benda Langit yang Berkelip Pada Malam Hari?

Apa Nama Benda Langit yang Berkelip Pada Malam Hari?

Skola
Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Skola
5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

Skola
Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Skola
Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Skola
Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Skola
Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com