KOMPAS.com - Siapa yang tidak mengenal olahraga jalan cepat? Olahraga ini merupakan adaptasi dari olahraga jalan kaki dan lari.
Jalan cepat dilakukan dengan melangkahkan kaki secara cepat ke depan. Posisi kaki saat melakukan jalan cepat adalah selalu menapak tanah.
Sama seperti olahraga lainnya, jalan cepat juga memiliki beberapa teknik yang wajib dipelajari dan dikuasai oleh para atlet.
Salah satu tujuan penerapan teknik ini adalah supaya para atlet bisa bergerak seefisien mungkin dan tidak mudah merasa lelah karena jarak tempuhnya yang jauh.
Teknik gerakan kaki menjadi salah satu modal utama bagi para atlet jalan cepat. Mereka harus bisa bergerak cepat, namun juga harus menyimpan tenaga untuk jarak tempuh yang jauh.
Baca juga: Gerak Relaksasi dalam Olahraga Jalan Cepat
Secara garis besar, teknik gerakan kaki dalam olahraga jalan cepat dibagi menjadi empat, yakni gerak tumpuan pada dua kaki, gerak tarikan kaki, gerak relaksasi, dan gerak dorongan kaki.
Gerak tumpuan pada dua kaki mengharuskan kaki para atlet untuk selalu menyentuh tanah. Selain itu, gerakan ini juga membuat berat tubuh bertumpu pada kedua kaki.
Gerak tarikan kaki dilakukan dengan kaki bagian depan. Gerakan tersebut akan selesai setelah kaki bagian depan berada di atas kaki lainnya yang menyentuh tanah.
Sedangkan untuk gerak relaksasi adalah gerak lanjutan dari gerak tarikan kaki. Gerakan ini dilakukan dengan mengangkat salah satu kaki untuk dilangkahkan ke depan kaki lainnya.
Lalu, bagaimana dengan gerak dorongan kaki dalam olahraga jalan cepat?
Berikut penjelasannya yang mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud):
Baca juga: Gerak Tarikan Kaki dalam Olahraga Jalan Cepat
Sama seperti gerak tarikan kaki dan gerak relaksasi, gerak dorongan kaki juga dilakukan setelah gerakan sebelumnya (gerak relaksasi) selesai dilakukan.
Gerak dorongan kaki merupakan salah satu gerakan yang wajib dikuasai dalam olahraga jalan cepat.
Berikut langkah-langkah melakukan gerak dorongan kaki dalam olahraga jalan cepat, yakni: