Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris: Babilonia Baru

Kompas.com - 17/11/2020, 15:28 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peradaban Babilonia Baru didirikan oleh Nabopalasar. Bangsa pendukung dari peradaban Babilonia Baru adalah bangsa Khaldea.

Pada sekitar tahun 612 Sebelum Masehi, bangsa Khaldea mampu meruntuhkan kekuasaan Assyria di Mesopotamia dan mendirikan peradaban Babilonia Baru.

Peradaban Babilonia Baru mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Nebukadnezar II (604-562 Sebelum Masehi).

Nebukadnezar II merupakan putra tertua dari Nebopalassar. Nebukadnezar II merupakan sosok pemimpin yang memiliki keahlian dalam bidang politik dan militer.

Sistem pemerintahan

Babilonia Baru menerapkan sistem pemerintahan Negara Kota (City State). Pada masa Nebukadnezar II, pemerintahan Babilonia Baru bersifat militeristik.

Baca juga: Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris: Babilonia Lama

Hal tersebut dapat terlihat dari upayanya untuk memperluas wilayah kekuasaan Babilonia Baru melalui perang dan penaklukan.

Pada tahun 572 Sebelum Masehi, Nebukadnezar II mampu menguasai seluruh wilayah potensial di Mesopotamia.

Sistem ekonomi

Dalam buku Babylonia : Menyusuri Jejak Kota yang Hilang (2010) karya Ardisson Muhammad, masyarakat Babilonia Baru memiliki corak ekonomi agraris dan perdagangan.

Babilonia Baru menerapkan sistem pertanian modern dengan membuat kanal-kanal irigasi yang terintegrasi dengan sungai Eufrat. Selain itu, mereka juga membuat sistem kolam dan dam untuk mencegah banjir serta mengatur air sungai.

Menara Babel, lukisan cat minyak oleh Pieter Bruegel the Elder, 1563; di Museum Kunsthistorisches, Wina.britannica.com Menara Babel, lukisan cat minyak oleh Pieter Bruegel the Elder, 1563; di Museum Kunsthistorisches, Wina.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Peradaban Babilonia Baru sangat berperan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan manusia, khususnya astronomi, matematika dan arsitektur. 

Baca juga: Sumeria: Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris

Dalam ilmu astronomi, Babilonia Baru mampu menciptakan sistem zodiak yang berdasar pada rasi bintang. Selain itu, astronom Babilonia telah menemukan konsep heliosentris dalam tata surya.

Ilmu Astronomi Babilonia dipercaya menjadi dasar untuk perkembangan ilmu astronomi peradaban lain di seluruh penjuru dunia.

Dalam ilmu matematika, peradaban Babilonia Baru mampu menentukan nilai akar kuadrat dan telah mempraktikan konsep phytagoras. Mereka juga memiliki kumpulan teks matematis yang ditulis dalam huruf paku.

Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi arsitektur, Babilonia Baru membangun karya-karya monumental seperti Menara Babil dan Taman Gantung.

Menara Babil memiliki tinggi sekitar 90 meter. Dalam buku Sejarah Peradaban Dunia I (2017) karya Susmihara, gerbang-gerbang kota Babilon, istana serta kuil-kuil dapat terlihat dari ujung menara ini.

Baca juga: Assyria, Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris

Taman Gantung dibangun pada masa Nebukadnezar II untuk menghibur permaisurinya yang merindukan kampung halamannya. Taman Gantung memiliki bentuk yang bertingkat dengan tanaman pohon, rumput dan bunga-bungaan dari seluruh penjuru Mesopotamia.

Peninggalan Babilonia Lama

Berikut merupakan peninggalan peradaban Babilonia Baru :

  • Taman Gantung
  • Menara Babil
  • Sistem Zodiak
  • Kumpulan teks metematis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com