Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Islam di Jawa

Kompas.com - 30/10/2020, 15:30 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Islam masuk di pulau Jawa melalui bandar-bandar di pesisir pantai utara Jawa dengan aktivitas perdagangan.

Pada perkembangannya, proses Islamisasi di pulau Jawa mampu menggeser eksistensi kerajaan Hindu-Buddha seperti Majapahit, Pajajaran dan Pasundan.

Berikut kerajaan-kerajaan Islam di Jawa :

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada 1475. Kerajaan ini berpusat di pesisir utara Jawa Tengah.

Demak pada awalnya adalah wilayah kadipaten di bawah kerajaan Majapahit. Namun, pada awal abad ke-15 Raden Patah mampu menaklukan Majapahit dan menjadikan Demak sebagai kerajaan berdaulat.

Baca juga: Kerajaan Islam di Sumatera

Kerajaan Demak memiliki corak ekonomi perdagangan dan maritim. Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman.

Pada abad ke- 16, Demak menjadi pusat logistik beras dari daerah pedalaman Jawa Tengah. Hal tersebut menjadikan Demak sebagai pengekspor terbesar di lautan Nusantara.

 

Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Trenggana dengan menaklukan hampir seluruh pulau Jawa dan menjadikan kerajaan Banjar sebagai kerajaan bawahan.

Dari segi agama, kerajaan Demak mampu menjadikan Islam sebgai agama utama di daerah Jawa. Pesantren dan pusat pendidikan Islam di Jawa juga mulai berkembang pesat pada masa kerajaan Demak.

Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Ki Ageng Pamanahan pada tahun 1582. Pusat dari Kerajaan Mataram terletak di Yogyakarta, dengan Ibu Kota di Kotagedhe.

Baca juga: Masuknya Islam dan Jaringan Perdagangan di Indonesia

 

Dalam sejarah pendiriannya, wilayah Mataram dulunya merupakan daerah bawahan dari Pajang. Pada pertengahan abad ke-16 M, Mataram mampu berkembang lebih pesat dan menaklukan kerajaan induknya yaitu Pajang.

Kerajaan Mataram Islam memiliki corak ekonomi agraris dan perdagangan. Dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, komoditas utama dari kerajaan Mataram Islam adalah beras, gula aren dan hasil pertanian lainnya.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram Islam mampu menguasai lebih dari ¾ pulau Jawa serta mendominasi bidang agraris dan perdagangan laut Jawa.

  • Anak-anak bermain bola di atas sisa reruntuhan Keraton Kaibon di Serang, Banten, Minggu (25/12/2011). Keraton seluas lebih kurang 2 hektar itu dibangun pada 1815 sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah, ibu Sultan Muhammad Rafiuddin (sultan terakhir Kerajaan Banten) yang menjabat sebagai pemimpin pemerintahan karena putranya masih berusia lima tahun. KOMPAS/AGUS SUSANTO Anak-anak bermain bola di atas sisa reruntuhan Keraton Kaibon di Serang, Banten, Minggu (25/12/2011). Keraton seluas lebih kurang 2 hektar itu dibangun pada 1815 sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah, ibu Sultan Muhammad Rafiuddin (sultan terakhir Kerajaan Banten) yang menjabat sebagai pemimpin pemerintahan karena putranya masih berusia lima tahun.
    Kerajaan Banten

Kerajaan Banten berdiri pada sekitar 1526 oleh Sunan Gunung Jati atau Fatahillah. Dalam sejarah pendiriannya, Fatahillah diutus oleh Demak untuk melakukan syiar di Jawa Barat dan memperluas kekuasaan kota pelabuhan di ujung barat pulau Jawa.

Baca juga: Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

 

Pada 1527, Fatahillah mampu menaklukan Jayakarta yang merupakan pelabuhan penting dari kerajaan Pajajaran. Kerajaan Banten memiliki corak ekonomi agraris dan maritim.

Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan sekitar awal abad 17 M. Pada masa itu, Banten menjadi pusat perdagangan internasional dari komoditas lada, cengkeh dan pala. Kerajaan Banten memiliki pelabuhan internasional di kawasan Jakarta dengan tingkat intensitas perdagangan yang sangat ramai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com