Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia adalah Makhluk Hidup Paling Cerdas, Benarkah?

Kompas.com - 27/05/2024, 11:00 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika membahas kecerdasan di dunia hewan, manusia sering dianggap sebagai makhluk hidup paling cerdas di planet ini.

Kemampuan kita dalam menciptakan teknologi, membangun peradaban, serta mengembangkan bahasa dan seni, sering dijadikan bukti superioritas kognitif kita dibandingkan spesies lain.

Baca juga: Bisakah Manusia Belajar untuk Menjadi Lebih Bahagia?

Namun, apakah benar manusia adalah makhluk hidup paling cerdas?

Dikutip dari laman The University of Adelaide, banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa manusia bukan makhluk hidup paling cerdas, menurut pakar biologi evolusi dari Universitas Adelaide.

“Selama ribuan tahun, otoritas dari agama hingga cendekiawan terkemuka telah mengulangi gagasan bahwa manusia luar biasa karena mereka adalah yang terpintar di dunia hewan,” kata Dr. Arthur Saniotis, Peneliti Tamu di Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Adelaide.

“Namun, sains menunjukkan bahwa hewan dapat memiliki kemampuan kognitif yang lebih unggul daripada manusia,” tambahnya.

Saniotis menjelaskan bahwa keyakinan akan superioritas kecerdasan manusia berakar dari Revolusi Pertanian sekitar 10.000 tahun yang lalu, ketika manusia mulai memproduksi sereal dan memelihara hewan.

Keyakinan ini semakin kuat dengan berkembangnya agama terorganisasi, yang memandang manusia sebagai spesies tertinggi dalam penciptaan.

“Kepercayaan akan superioritas kognitif manusia telah mengakar dalam filsafat dan sains manusia. Bahkan Aristoteles, salah satu pemikir paling berpengaruh, berpendapat bahwa manusia lebih unggul dari hewan lain karena kemampuan berpikir kita yang unik,” tambah Saniotis.

Baca juga: Seperti Apa Cara Kerja Otak Gurita, Hewan Tercerdas di Bumi Ini?

Meskipun hak-hak hewan mulai mendapat perhatian pada abad ke-19, dorongan Revolusi Industri menghambat kemajuan dalam kesadaran akan hak-hak hewan.

Profesor Maciej Henneberg, seorang profesor antropologi dan anatomi komparatif di Fakultas Ilmu Kedokteran, mengatakan bahwa hewan sering kali memiliki kemampuan berbeda yang disalahpahami oleh manusia.

“Fakta bahwa mereka mungkin tidak memahami kita, sementara kita tidak memahami mereka, tidak berarti kecerdasan kita berada pada tingkat yang berbeda; kecerdasan kita hanya berbeda jenisnya," kata Profesor Henneberg.

"Ketika orang asing mencoba berkomunikasi dengan kita menggunakan bahasa yang tidak sempurna, kita cenderung menganggap mereka tidak cerdas. Namun, kenyataannya sangat berbeda," sambungnya.

Hewan menawarkan berbagai jenis kecerdasan yang selama ini diremehkan karena keterikatan manusia pada bahasa dan teknologi. Ini termasuk kecerdasan sosial dan kinestetik.

“Banyak hewan berkaki empat meninggalkan tanda penciuman yang kompleks di lingkungan mereka," kata profesor antropologi itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com