Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solar Maximum, Puncak Siklus Aktivitas Matahari yang Terjadi pada 2024

Kompas.com - 18/04/2024, 08:00 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Solar maximum adalah periode puncak aktivitas Matahari dalam siklus Matahari yang kira-kira berulang setiap 11 tahun. 

Matahari akan mencapai puncak siklus aktivitasnya saat ini pada tahun 2024, satu tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya, menurut para ahli di NOAA's Space Weather Prediction Center (SWPC).

Baca juga: Studi Ungkap Hal yang Terjadi saat Matahari Mati

Prediksi puncak solar maximum

NOAA memprediksi puncak siklus Matahri ke 25 atau solar maximum terjadi antara bulan Januari hingga Oktober 2024. Estimasi tersebut terjadi lebih awal, lebih kuat, dan bertahan lebih lama dari perkiraan yang dibuat pada tahun 2019.

Prediksi tersebut diambil berdasarkan catatan sejarah jangka panjang mengenai jumlah bintik Matahari, statistik canggih, dan aliran gas panas yang menghasilkan medan magnet bintang tersebut.

Sebelumnya, prediksi tahun 2019, yang diselenggarakan oleh NOAA, NASA, dan International Space Environment Services (ISES), memperkirakan bahwa Siklus Matahari 25, akan mencapai puncaknya pada Juli 2025 dengan jumlah bintik Matahari maksimum sebesar 115.

Prediksi tersebut direvisi setelah terjadinya gerhana Matahari pada 8 April lalu. Diperkirakan, solar maximum atau puncak siklus Matahari terjadi berdekatan dengan terjadinya gerhana tersebut.

Ketika Bulan menutupi seluruh piringan Matahari, atmosfer luar matahari atau yang dikenal sebagai corona terlihat oleh pengamat.

Para pengamat melihat aktivitas matahari meningkat, corona menjadi sangat aktif. Aktivitas bintik Matahari mengalami penonjolan yang tampak dan berbentuk seperti bintik merah muda terang di tepi Matahari.

Baca juga: Bagaimana Masyarakat Kuno Merespons Gerhana Matahari?

Proses terjadinya solar maximum

Solar maximum adalah puncak terjadinya siklus aktivitas Matahari. Siklus Matahari didorong oleh medan magnet matahari, menurut NASA Space Place.

Setiap 11 tahun sekali, medan magnet Matahari berubah dari utara menjadi selatan dan selatan menjadi utara. Perubahan medan magnet Matahari mempengaruhi aktivitas di permukaan, seperti munculnya bintik Matahari.

Bintik Matahari adalah area di permukaan Matahari yang lebih dingin dan lebih gelap dibandingkan area sekitarnya. Kemunculan bintik matahari merupakan indikator aktivitas Matahari.

Saat matahari maksimum, sejumlah besar bintik matahari terlihat di garis lintang tengah, dan selama matahari minimum, sejumlah kecil (terkadang nol) bintik matahari terlihat di ekuator. Saat matahari maksimum, sejumlah besar bintik matahari terlihat di garis lintang tengah, dan selama matahari minimum, sejumlah kecil (terkadang nol) bintik matahari terlihat di ekuator.

Pengaruh solar maximum

Menurut Space, aktivitas maksimal Matahari dapat menyebabkan medan magnet bumi terganggu dan menyebabkan pemadaman radio serta listrik secara luas. Solar maximum juga membahayakan astronot dan satelit yang mengorbit Bumi.

Baca juga: Apakah Matahari Benar-benar Terbit dari Timur?

Salah satu contoh penting terjadi pada tahun 1989 ketika lontaran masa corona (CME) disertai jilatan api Matahari menyebabkan seluruh provinsi Quebec, Kanada mengalami pemadaman listrik yang berlangsung sekitar 12 jam menurut NASA.

Namun, terdapat efek spektakuler dari solar maximum atau aktivitas Matahari, yaitu munculnya aurora. Selama siklus matahari terjadi, peluang untuk melihat aurora meningkat.

Ketika partikel energik dari matahari menghantam dan berinteraksi dengan atmosfer bagian atas bumi, pertunjukan cahaya yang menyilaukan menerangi langit.

Warna aurora bergantung pada bahan kimia apa yang ditabrak partikel di atmosfer bumi. Warna merah dihasilkan dari tumbukan dengan molekul nitrogen dan warna hijau dihasilkan oleh molekul oksigen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com