Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bagian Otak yang Pengaruhi Tingkat Kebucinanmu

Kompas.com - 12/01/2024, 08:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda bertanya saat jatuh cinta, kenapa sering kali logika otak tak bekerja? Bahkan, banyak orang saat ini menyebutnya dengan istilah budak cinta atau bucin.

Bucin bukanlah istilah yang disematkan semata, hal ini benar-benar terjadi. Seperti yang sudah banyak diketahui, jatuh cinta memang mengubah otak dengan melepaskan oksitosin yang disebut hormon cinta.

Baca juga: Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Jatuh Cinta?

Hormon ini menyebabkan rasa euforia yang kita rasakan saat jatuh cinta.

Sensitivitas sistem aktivasi perilaku

Tidak hanya itu, kini para peneliti menemukan juga bagian otak yang bertanggung jawab atas tingkat kebucinan seseorang.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti asal Australian National University, University of Canberra, dan University of South Australia ini menyelidiki sirkuit motivasi otak, yaitu sistem aktivasi perilaku otak manusia terhadap 1.556 orang dewasa muda yang sedang jatuh cinta.

Mengutip dari Technology Network, para peneliti memberi sejumlah pertanyaan yang berfokus pada reaksi terhadap pasangan mereka, perilaku mereka di sekitar pasangan, dan fokus yang mereka berikan pada pasangan.

Hasilnya menunjukkan sensitivitas sistem aktivasi perilaku di otak bereaksi berbeda terhadap setiap pertanyaan. Ini menunjukkan objek perhatian kita sebagai pusat kehidupan kita.

Pemimpin penelitian ini, Adam Bode dari ANU menyebut mekanisme ini disebabkan oleh jatuh cinta secara romantis.

"Cinta romantis adalah dasar dari hubungan romantis dan fomasi keluarga yang umum di seluruh dunia," kata Bode dikutip dari Newsweek, Rabu (10/01/2024).

"Mekanisme ini berhubungan dengan bagian otak yang berhubungan dengan seni, musik, dan puisi. Bagian otak ini juga bertanggung jawab terhadap pengalaman paling membahagiakan dan menyedihkan dalam kehidupan seseorang," sambungnya.

Baca juga: Penyebab Manusia Jatuh Cinta Menurut Sains

Ini merupakan studi pertama yang menunjukkan bahwa sistem aktivasi perilaku punya peran penting dalam cinta romantis.

"Bagian otak yang terlibat dalam cinta romantis diyakin membentuk sistem aktivasi perilaku yang menghasilkan pikiran dan perasaan yang memandu perilaku," ungkap Bode.

Menurut Bode, studi ini bukan haya menunjukkan bagioan otak mana yang punya pengaruh pada dalamnya cinta seseorang, tapi juga evolusinya.

Hormon dan aktivitas saraf lain

Seperti yang kita ketahui, selain sensitivitas sistem aktivasi perilaku, jatuh cinta juga dipengaruhi oleh hormon.

Ikatan dan ketertarikan sosial ini dimediasi oleh campuran hormon yang berbeda, seperti oksitosin dan dopamin. Hormon-hormon ini berinteraksi dengan berbagai area otak.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa cinta terkait dengan aktivitas saraf di bagian otak yang melibatkan penghargaan, emosi, hasrat dan gairah seksual, kognisi sosial, serta memori dan perhatian.

"Kita tahu peran oksitosin dalam cinta romantis karena gelombang hormon ini beredah ke seluruh sistem saraf dan aliran darah saat kita berinteraksi dengan orang yang dicintai," kata Dr Phil Kavanagh, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Behavioural Sciences ini.

"Cara cinta menjadi sesuatu yang sangat penting adalah karena oksitosin bergabung dengan dopamin yang dilepaskan otak selama jatuh cinta. Intinya, cita mengaktifkan jalur di otak yang berhubungan dengan perasaan positif," pungkasnya.

Baca juga: Kenapa Jatuh Cinta Bikin Jantung Berdebar Kencang?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com