Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sains Jelaskan Penyebab Seseorang Suka Menunda Pekerjaan

Kompas.com - 09/01/2024, 11:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Procrastination atau prokrastinasi adalah kecenderungan menunda-nunda pekerjaan atau tugas.

Beberapa peneliti mendefinisikan prokrastinasi sebagai bentuk kegagalan pengaturan diri yang ditandai dengan penundaan pekerjaan, meskipun ada konsekuensi yang berpotensi negatif.

Joseph Ferrari, profesor psikologi di DePaul University, Chicago, mengatakan bahwa sekitar 20 persen orang dewasa di Amerika Serikat adalah prokrastinasi kronis.

Penyebab kebiasaan menunda-nunda pekerjaan

Menurut Fuschia Sirois, profesor psikologi di Universitas Durham, Inggris, inti dari menunda-nunda pekerjaan adalah menghindari pekerjaan tersebut.

Sebenarnya, dibandingkan melakukan tugas itu sendiri, sering kali emosi yang melekat pada tugas itulah yang menyebabkan seseorang menunda atau menghindar.

Baca juga: Ilmuwan Akhirnya Temukan Penyebab Gatal pada Kulit, Apa Itu?

Sirois menjelaskan, prokrastinasi adalah bentuk penundaan yang tidak perlu dan bersifat sukarela, yang berarti hal ini tidak disebabkan oleh kebutuhan seseorang untuk memprioritaskan tugas lain atau keadaan darurat yang tidak terduga.

Seseorang bisa saja terus menunda pekerjaan meskipun ia tahu bahwa tugas tersebut penting atau berharga bagi dirinya dan orang lain, dan ia pun tahu bahwa menundanya dapat merugikan dirinya sendiri serta orang lain.

1. Sulit mengelola emosi

Sirois mengatakan, orang yang suka menunda-nunda pekerjaan biasanya kesulitan mengelola dan mengatur emosi.

Dalam studi pencitraan otak tahun 2021 , Sirois dan rekan-rekannya menemukan bahwa mahasiswa dengan volume materi abu-abu yang lebih tinggi di korteks prefrontal dorsolateral kiri, yakni wilayah otak yang terkait dengan pengendalian diri, lebih rentan menunda-nunda pekerjaan dibandingkan rekan-rekan mereka.

Semakin banyak koneksi saraf antara bagian otak ini dan daerah frontal, semakin baik siswa dalam mengatur emosi negatif sehingga lebih mampu untuk fokus pada manfaat jangka panjang dan tetap mengerjakan tugas.

Baca juga: 5 Cara Menghentikan Kebiasaan Minum Soda yang Berlebihan

Sementara itu, peserta studi yang memiliki lebih sedikit koneksi antar bidang tersebut lebih cenderung menunda-nunda tugas.

Kesulitan dalam regulasi emosi sebagian menjelaskan mengapa orang dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD) cenderung memiliki kebiasaan menunda-nunda.

2. Faktor genetik

Lebih lanjut, Sirois mengungkapkan, sebagaimana ciri kepribadian lainnya, ada beberapa dasar biologis yang terkait dengan prokrastinasi.

Penelitian menunjukkan bahwa penundaan berhubungan dengan impulsif pada tingkat genetik dan mungkin merupakan sifat yang diwariskan.

Sirois pun sepakat bahwa mungkin ada beberapa faktor genetik yang mendasarinya, tapi itu tidak berarti seseorang terjebak dengan sifat tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Jelaskan Penyebab Keju Cheddar Sangat Lezat

3. Faktor lingkungan

Kemudian, faktor lingkungan sama pentingnya dalam membentuk respons kita terhadap tugas-tugas yang tidak menyenangkan.

Seseorang yang biasanya tidak menunda-nunda pun dapat melakukannya jika mereka berada dalam situasi yang melelahan dan tidak nyaman, seperti kematian anggota keluarga.

Meski demikian, penundaan dapat menambah stres dengan meninggalkan tugas yang membebani seseorang sehingga memicu lingkaran setan yang dapat merusak kesehatan mental, menurunkan kinerja akademis, atau mungkin menyebabkan kesulitan keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com