Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2023, 08:47 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Tim internasional yang dipimpin oleh arkeolog dari Freie Universität Berlin berhasil menemukan benteng prasejarah di wilayah terpencil di Siberia.

Temuan arkeologi ini disebut peneliti sebagai temuan benteng tertua di dunia.

Baca juga: Berkat Pemindaian, Ahli Temukan Gereja Kuno di Bawah Benteng Rusia

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kelompok pemburu-pengumpul di Siberia-lah yang membangun struktur pertahanan kompleks di sekitar permukiman mereka lebih kurang 8.000 tahun yang lalu.

Temuan yang menarik

Selain itu, dikutip dari Phys, Jumat (8/12/2023), temuan benteng tersebut merupakan hal menarik dalam dunia arkeologi. Mengapa?

Itu membentuk kembali pemahaman mengenai manusia purba yang menantang gagasan bahwa hanya dengan munculnya pertanian membuat manusia mulai membangun permukiman permanen dengan arsitektur monumental dan mengembangkan struktur sosial yang kompleks.

Studi berjudul "The World's Oldest-Known Promontory Fort: Amnya and the Acceleration of Hunter-Gatherer Diversity in Siberia 8000 Years Ago" kemudian dipublikasikan dalam jurnal Antiquity pada awal Desember.

Penelitian itu berpusat pada permukiman berbenteng di Amnya, yang diakui sebagai benteng Zaman Batu paling utara di Eurasia.

"Melalui pemeriksaan arkeologi terperinci di Amnya, kami mengumpulkan sampel untuk penanggalan radiokarbon, memastikan usia situs prasejarah tersebut dan menetapkannya sebagai situs benteng tertua di dunia yang diketahui," kata Tanja Schreiber, arkeolog di Institut Arkeologi Prasejarah di Berlin dan salah satu penulis studi tersebut.

Baca juga: Struktur Bastion Baru Ditemukan di Benteng Orange, Gorontalo

Gaya hidup yang maju

Pemeriksaan paleobotani dan stratigrafi mengungkap pula bahwa penduduk Siberia Barat menjalani gaya hidup yang maju berdasarkan sumber daya melimpah dari lingkungan.

Menurut peneliti penduduk prasejarah menangkap ikan dari Sungai Amnya dan berburu rusa dengan menggunakan tombak berujung batu dan tulang.

Untuk mengawetkan kelebihan minyak ikan dan daging, mereka kemudian membuat tembikar yang dihias dengan rumit.

Lebih lanjut, kelimpahan sumber daya alam di taiga Siberia seperti ikan dan kawanan ternak yang bermigrasi, kemungkinan besar memainkan peran penting dalam munculnya benteng pertahanan pemburu-pengumpul.

Permukiman berbenteng yang menghadap ke sungai mungkin juga berfungsi sebagai lokasi strategis untuk mengontrol dan mengeksploitasi tempat penangkapan ikan yang produktif.

Dari situ dapat dirunut pula, sifat kompetitif yang timbul dari penyimpanan sumber daya dan peningkatan populasi terlihat jelas dalam konstruksi prasejarah ini, membalikkan asumsi sebelumnya bahwa persaingan dan konflik tidak ada dalam masyarakat pemburu-pengumpul.

Saat ini setidaknya ada 10 situs benteng Zaman Batu diketahui yang menunjukkan kemampuan arsitektur dan pertahanan yang canggih.

Penemuan ini menantang pandangan tradisional bahwa permukiman permanen, disertai dengan struktur pertahanan hanya muncul pada masyarakat petani, sehingga membantah anggapan bahwa pertanian dan peternakan merupakan prasyarat bagi kompleksitas masyarakat.

Baca juga: Selamat Datang di Arg-e Bam, Benteng Kuno yang Bangkit dari Tanah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com