Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul "Trick or Treat" Jadi Tradisi Halloween

Kompas.com - 31/10/2023, 12:34 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Halloween menjadi salah satu perayaan yang kini populer diadakan di beberapa negara.

Salah satu kebiasaan yang tidak terlupakan saat merayakannya adalah tradisi trick or treat.

Baca juga: Sejarah Halloween, Sejak Kapan Dirayakan?

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh anak-anak yang mengenakan kostum kemudian berkunjung di rumah sekitar untuk meminta camilan.

Namun, sebenarnya bagaimana tradisi trick or treat ini bermula?

Sejarah perayaan Halloween

Sebelum jauh membahas soal trick or treat, mari melihat terlebih dahulu sejarah Halloween.

Dikutip dari History, Hallowen sendiri berawal dari festival Samhain yang diadakan oleh bangsa Celtic kuno pada malam tanggal 31 Oktober.

Bangsa Celtic, yang hidup 2.000 tahun yang lalu di daerah yang sekarang menjadi Irlandia, Inggris, dan Perancis utara, percaya bahwa orang mati kembali ke bumi pada waktu itu.

Sehingga, di malam 31 Oktober, orang-orang Celtic kuno berkumpul untuk menyalakan api unggun, melakukan persembahan, dan memberi penghormatan kepada orang yang sudah meninggal.

Lalu, selama perayaan tersebut, penduduk desa menyaman dengan kostum yang terbuat dari kulit binatang untuk mengusir hantu atau orang meninggal.

Pada abad-abad berikutnya, orang-orang mulai berpakaian seperti hantu, setan, dan makhluk jahat lainnya. Mereka juga melakukan hal-hal konyol untuk mendapatkan imbalan makanan dan minuman.

Kebiasaan ini dianggap sebagai pendahulu tradisi trick or treat.

Baca juga: Asal-usul Labu Kuning Jadi Dekorasi Halloween

Asal-usul trick or treat

Pada abad kesembilan, agama Kristen menyebar di wilayah Celtic dan bercampur serta menggantikan ritual bangsa itu.

Namun, pada tahun 1000 M, gereja menetapkan hari untuk menghormati orang yang sudah meninggal yang disebut All Souls Day.

Perayaan itu mirip dengan bangsa Celtic, lengkap dengan api unggun dan pesta topeng.

Menariknya, di perayaan tersebut orang miskin akan mengunjungi rumah keluarga kaya dan menerima kue yang disebut kue jiwa sebagai imbalan atas janji untuk mendoakan arwah kerabat pemilik rumah yang telah meninggal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com